Lihat ke Halaman Asli

Fahira Pambajeng Damayanti

Mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menjadi Dai yang Kompeten: Menguasai Akidah, Syariah, dan Akhlak

Diperbarui: 4 Juni 2024   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh: Syamsul Yakin, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Fahira Pambajeng Damayanti - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

---

Dalam memahami ajaran Islam, ada tiga pilar utama yang harus dikuasai seorang dai: akidah, syariah, dan akhlak. Ketiganya adalah inti dari pesan dakwah dan harus dimiliki oleh setiap dai yang ingin menjalankan tugasnya dengan baik.

1. Keilmuan tentang Akidah (Keimanan)

Akidah mencakup lebih dari sekadar tauhid (mengesakan Allah). Selain keimanan kepada Allah, akidah juga mencakup kepercayaan kepada rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat, hari akhir, dan takdir. Dalam sejarah Islam, terdapat berbagai aliran seperti Khawarij, Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Wahabiyah. Meskipun semua aliran sepakat dalam mengesakan Allah, mereka memiliki perbedaan dalam pandangan akidah.

Seorang dai harus memahami aliran yang diikutinya, termasuk tokoh-tokoh dan pendapat-pendapat yang mereka anut. Pengetahuan tentang perbedaan dan persamaan antara aliran-aliran tersebut sangat penting. Untuk itu, dai harus mendalami al-Qur'an, ilmu tafsir, hadits, ilmu hadits, serta sejarah dan perkembangan teologi dalam Islam. Selain itu, dai juga perlu mengenal berbagai manhaj, madzhab, organisasi masyarakat, dan partai dalam Islam.

2. Keilmuan tentang Syariah

Syariah dan fikih seringkali disalahartikan. Syariah adalah hukum Islam yang berasal langsung dari al-Qur'an dan Sunah, sedangkan fikih adalah hasil ijtihad ulama yang didasarkan pada sumber-sumber tersebut. Oleh karena itu, seorang dai harus menguasai al-Qur'an, hadits Nabi, dan literatur fikih, baik klasik, pertengahan, maupun kontemporer.

Syariah, fikih, dan ibadah memiliki perbedaan. Ibadah adalah bagian dari fikih, sehingga kita mengenal berbagai cabang seperti fikih ibadah, fikih muamalah, dan fikih politik.

3. Keilmuan tentang Akhlak

Akhlak berhubungan dengan perilaku lahir, sedangkan tasawuf berfokus pada perilaku batin. Seorang dai harus mampu membedakan antara akhlak yang baik (mahmudah) dan akhlak yang tercela (mazmumah). Idealnya, akhlak seorang dai meningkat menjadi tasawuf, karena dai adalah panutan bagi umatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline