Lihat ke Halaman Asli

Ajeng Bunga

Selingan untuk berbagi ilmu

Jurnal Refleksi Dwimingguan-Penerapan Modul 1.1 (CGP Angkatan 11_Ajeng Bunga Pujiyana)

Diperbarui: 29 Juni 2024   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Diskusi Kelompok

Perasaan saya selama mengikuti serangkaian kegiatan Calon Guru Penggerak Angkatan 11 bersama bapak Fasilitator dan Ibu Pengajar Praktik serta bapak ibu calon guru penggerak yang lain sangatlah membanggakan. Untuk terpilih menjadi CGP angkatan 11 saja menjadi suatu pengalaman yang sangat membanggakan apalagi belajar langsung dengan bapak dan ibu guru hebat yang lain. Mungkin awalnya canggung, namun bapak ibu CGP yang lain sangat membantu saya beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan rutinitas yang telah disediakan di LMS. Kami saling mengingatkan satu sama lain. Saya juga termotivasi karena beberapa rekan satu kelompok, sangat kompak. Mereka mengingatkan tugas-tugas yang akan diselesaikan di LMS cukup banyak.

Perasaan saya dalam melaksanakan kegiatan aksi nyata awalnya masih sangat kaku dalam menerapkan konsep pembiasaan positif di sekolah. Sebab hal ini menjadi pengalaman pertama bagi saya. Saya juga merasa bahwa kemampuan saya dalam mengajar harus segera diperbaiki. Sebab selama ini saya mengajar hampir tidak sesuai dengan dasar filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Mengikuti pembelajaran pada minggu ini merupakan pengalaman yang menyenangkan. Saya mendapatkan banyak sekali ilmu tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara secara lebih mendalam. Selama ini, pengetahuan saya terhadap konsep filosofis pembelajaran, sangatlah dangkal bahkan sangat baru bagi saya. Dengan mengikuti kegiatan CGP angkatan 11 ini, saya dapat mengetahui konsep dan pelaksanaan/implementasi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan sebaik-baiknya dalam proses pembelajaran di kelas.

Hambatan/kesulitan saya dalam proses pembelajaran di minggu ini. Mungkin karena saya yang masih kurang dapat memanfaatkan waktu di dalam membagi antara tugas di sekolah dengan tugas yang harus dikerjakan di LMS.

Selama mempelajari mengenai dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya mendapatkan beberapa insight. Salah satu diantaranya ialah yang pertama, bahwa seorang guru bukanlah bertugas untuk memberikan instruksi atau perintah untuk menjadikan karakter siswa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru. Namun guru perlu mengidentifikasi terlebih dahulu, seperti apa karakter para siswa. Guru perlu sangat teliti untuk mengidentifikasi akan diarahkan kemana masa depan siswa tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan mengidentifikasi latar belakang siswa, potensi, minat, dan bakat mereka. Guru perlu memiliki prinsip bahwa setiap anak adalah berbeda, dan setiap anak memiliki jalan berpikirnya masing-masing. Insight yang kedua ialah guru perlu selalu memberikan contoh atau suri tauladan yang baik bagi siswanya bukan alih-alih memberikan instruksi ini dan itu. Karena pendidikan jaman sekarang bukan seperti pendidikan jaman dahulu yang perlu didikte untuk melakukan sesuatu. Guru perlu lebih banyak bertanya pada siswanya, dengan banyak bertanya siswa jadi merasa lebih diperhatikan dan siswa dapat secara mandiri menggunakan nalar berpikirnya untuk memecahkan masalahnya. 

Insight yang ketiga adalah pendidikan yang berhamba pada murid, artinya guru perlu memahami siswa lebih banyak. Dibalik perilaku siswa yang tampak sekarang, pasti disebabkan oleh pola lingkungan siswa tersebut. Maka guru perlu memfasilitasi potensi, minat, dan bakat yang dimiliki oleh siswa, bukan malah memberikan judge pada siswa. 

Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik yang saya lakukan adalah saya mencoba mengubah pola komunikasi dengan rekan-rekan sejawat saya, memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien untuk berdiskusi dengan teman-teman mengenai proses pembelajaran yang memfasilitasi potensi, minat dan bakat serta menyiapkan lingkungan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Pada kegiatan pembelajaran saya menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk bahan ajar dan LKPD untuk memudahkan peserta didik memperoleh bahan pembelajaran sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memahami tujuan pembelajaran. Pada proses kegiatan belajar mengajar siswa membuat produk berupa media belajar dalam bentuk infografis atau poster atau media yang lain. Melalui kebebasan dalam membuat produk, siswa dengan senang hati untuk belajar dan melakukan eksplorasi bahan ajar. 

Rangkaian pembelajaran dalam bentuk perencanaan diawali dengan brainstorming bersama rekan sejawat. Saya meminta saran dari rekan sejawat dan mencoba mengkolaborasikan pendapat yang diberikan teman. Setelah itu saya mencoba membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk modul ajar, bahan ajar, LKPD, dan skenario pembelajaran. Di awal pembelajaran setelah pembukaan saya melaksanakan ice breaking atau brain gym, hal ini dimaksudkan untuk menambah konsentrasi dan fokus siswa, mengkondisikan agar siswa berada di zona alfa sehingga mudah untuk dimasukkan input informasi apapun. Setelah itu melalui bantuan beberapa media, guru menyampaikan materi pembelajaran. Saya menyiapkan LKPD dan bahan ajar yang berwarna supaya menarik perhatian siswa untuk belajar. Hasil akhir produk yang diminta diselesaikan oleh siswa juga diberikan pilihan, siswa boleh memilih untuk membuat infografis, poster manual, maupun poster digital, atau media yang lain. Hal ini dimaksudkan untuk menggali kreativitas siswa. Setelah itu siswa juga mempresentasikan hasil karya yang sudah mereka buat dengan teknik two stay two stray agar masing-masing kelompok dapat lebih fokus dalam melihat hasil karya teman-temannya. 

Di akhir pembelajaran, tak lupa murid diajak untuk merefleksikan diri terkait pembelajaran yang telah dilakukan serta menyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru.

Presentasi Produk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline