Pulau Jawa sebagai pusat peradaban di Nusantara menyimpan banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah. Salah satunya candi sebagai tempat pemujaan Dewa-Dewi oleh umat Buddha dan Hindu.
Namun, candi Hindu tidak hanya difungsikan sebagai tempat pemujaan Dewa-Dewi, melainkan juga digunakan sebagai tempat untuk memuliakan raja atau tokoh tertentu yang sudah wafat, dan tempat mengubur benda-benda peninggalan raja/tokoh. Kita akan menemukan banyak sekali situs candi yang ada di pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Baik itu situs candi besar seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Maupun situs candi-candi kecil. Seperti yang akan kita bahas kali ini, yaitu Candi Abang. Untuk kamu yang ingin berkunjung ke situs candi bercorak Hindu ini, mari simak penjelasan berikut.
Secara administratif, situs Candi Abang terletak di dusun Blambangan, desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada koordinat UTM 49 X : 0441409 dan Y : 9136606. Situs Candi Abang ini terletak di atas bukit.
Penempatan bangunan diatas bukit ini ada hubungannya dengan kepercayaan masyarakat pada saat itu. Yang mana dipercaya bahwa tempat yang tinggi dianggap sebagai tempat yang suci (tempat tinggalnya dewa-dewi).
Candi ini dinamakan Candi Abang karena bahan pembangunan candi ini berasal dari batu batu berwarna merah (dalam Bahasa Jawa, warna merah disebut "Abang"), berbeda dengan bahan bangunan candi lain yang pada umumnya menggunakan batu andesit.
Untuk masuk ke situs Candi Abang ini, tidak dipungut biaya alias gratis. Kita hanya perlu membayar uang parkir untuk kendaraan yang kita titipkan di parkiran yang dikelola oleh warga lokal. Sepeda motor dipatok Rp2000-, sedangkan mobil Rp5000-,.
Akses jalan ke candi Abang memiliki 2 jalur. Jika melalui jalur utama, kamu akan melewati jalan setapak yang kanan kirinya masih berupa hutan, pepohonan, dan semak belukar. Jalur ini cukup mudah dilalui, berbeda jika melalui jalur parkiran barat, yang jalurnya sangat menanjak dan harus berhati-hati karena masih banyak trek yang licin.
Karena hanya berupa jalur hutan yang dibuka oleh warga. Jalur ini juga melalui pepohonan dan semak belukar. Sangat disarankan melalui jalur utama yang lebih aman dan tidak terlalu menguras tenaga.
Tapi jika kamu mau mendapatkan pengalalaman baru yang menantang dan menarik, kamu bisa melalui jalur parkiran barat. Jika memustuskan melalui jalur ini, tidak disarankan memakai sandal jepit karena dikhawatirkan akan putus di tengah jalan. Maupun menggunakan sepatu yang bagus, karena akan kotor terkena tanah yang becek. Pakailah sepatu yang kuat dan berwarna gelap atau bisa menggunakan sandal gunung.