Lihat ke Halaman Asli

Perubahan Kearifan Lokal Tradisi Tepuk Tepung Tawar di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau dalam Era Perkembangan IPTEK

Diperbarui: 27 Februari 2024   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ajeng Aulia Nurmadi

12 IPS 1, SMAN 3 Kabupaten Tangerang

          Sebagai negara yang multikultural dan majemuk, Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, ras dan agama. Dimana setiap daerah memiliki berbagai macam kebudayaan asli sebagai ciri khas yang harus dipertahankan. Indonesia kaya akan budaya dan kearifan lokal masyarakat. Setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda, perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidupnya yang berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun sosial. Inilah yang menjadi salah satu hal yang menarik dari kearifan lokal di Indonesia dimana keaslian kearifan lokal pada setiap daerah mampu dipertahankan dan terus dijaga. Setiap kearifan lokal memiliki makna seperti sebagai pedoman yang bisa digunakan oleh para pengikut guna meningkatkan ketertiban dalam masyarakat dan lain sebagainya.

          Dalam ungkapan orang melayu Karimun, tepuk tepung tawar adalah menawar segala yang berbisa, menolak segala yang menganiaya, menjauhkan segala yang menggila, mendinginkan segala yang menggoda, menepis segala yang berbahaya. Proses sakral tepuk tepung tawar mengandung segala restu, segala doa, terpatri segala harap dan tertuang segala kasih sayang. Proses yang sakral tidak boleh dimain-mainkan, misalnya kita tepuk lalu dilemparkan sambil bercanda-canda.

Tepuk Tepung Tawar Sebagai Adat yang Teradatkan

          Pada upacara perkawinan melayu, tepuk tepung tawar merupakan salah satu rangkaian yang ada pada upacara tersebut sebagai bentuk rasa syukur dan memohon restu untuk kedua belah pengantin. Tepuk tepung tawar dalam pernikahan melayu Karimun ini dilakukan pada semua prosesi pernikahan yaitu sebelum perkawinan, persiapan perkawinan dan setelah perkawinan. Proses sebelum perkawinan yaitu pada saat prosesi gantung-gantung dan berandam. Proses persiapan perkawinan pada saat selesainya acara puncak yaitu ijab kabul sedangkan setelah perkawinan pada saat sebelum mandi sampat. Dalam proses melakukan sama namun ada perbedaan pada orang yang menepuknya.

          Proses dalam melakukan tepuk tepung tawar ini, langkah pertama yaitu mengambil alat renjis lalu mencelupkan ke wadah bahan renjis. Percikan bahan tersebut dimulai dari tangan lalu pundak dengan membentuk Alif Lam. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengambil beras tabur yang terdiri dari beras kunyit, beras bertih, beras basuh dan bunga rampai. Taburkan bahan tersebut ke pundak lalu ke tangan dan tidak boleh menabur ke kepala ataupun ubun-ubun. Proses tepuk tepung tawar ini diiringi dengan musik gebano dengan lantunan syair barzanji, dzikir, dan shalawat. Dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh ulama sebagai penutup dari proses tepung tawar ini.

          Adapun yang dapat melakukan prosesi tepuk tepung tawar adalah keluarga, saudara, ahli agama dan para tetua adat. Apabila dalam proses menepung tawar ada yang tidak mengetahui bagaimana tata aturan dan urutan prosesnya, maka akan ada Mak Andam yang akan memandu dan membimbing proses tepuk tepung tawar. Mak Andam ini juga bertugas untuk memanggil urutan penepuknya secara bergantian. Antara penepuk dan juga yang akan ditepung tawari salah satunya berusia lebih muda, maka yang muda melakukan sembah salam dengan mengatupkan kedua tangannya sebagai penghormatan dan dibalas secara bergantian dengan gerakan yang sama. Setelah salam tersebut, maka proses tepuk tepung tawar dapat dilaksanakan. Kepada orang-orang yang telah memberikan tepuk tepung tawar biasanya diberikan sebuah bunga telur oleh Mak Andam sebagai ucapan terima kasih.

          Sebagai adat yang teradatkan, tepuk tepung tawar dalam pelaksanaannya bisa saja berbeda baik dari prosesnya maupun alat dan bahan yang digunakan. Dalam seluruh rangkaian, tata cara dan juga aturan dalam proses tepuk tepung tawar ini memiliki makna dan doa dari penepuk ke yang akan di tepung tawari. Doa tersebut secara tidak langsung telah disimbolkan dari alat dan juga bahan dari tepung tawar itu sendiri. Dilihat dari jumlah penepuk, cara menepuk, alat dan bahan pada tepung tawar. Adapun tujuan penepuk memohon berkah kepada Yang Maha Kuasa agar kedua mempelai terhindar dari mara bahaya atau menolak bala yang terjadi kepada mereka. Begitu juga dengan kedua pengantin memohon doa dan restu agar jalannya rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah.

Mempertahankan Tradisi Tepuk Tepung Tawar di Era Perkembangan IPTEK

          Terjadi pergeseran dalam tradisi tepuk tepung tawar yang disebabkan dengan adanya perkembangan zaman dan perkembangan teknologi informasi (IPTEK). Dimana pergeseran yang terjadi yaitu pada alat musik dalam mengiringi pembacaan syair dan pantun. Dahulu diiringi dengan gendang (alat musik tradisional) sedangkan sekarang diiringi dengan alat musik yang modern. Dengan semakin berkembangnya zaman, beberapa anak muda tidak tertarik untuk melestarikan tradisi tepuk tepung tawar. Selain itu kurangnya tetua adat untuk mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya anak muda untuk melestarikan budaya yang sudah turun-temurun sehingga mengakibatkan masyarakat kurang memahami tradisi sehingga tidak mampu melestarikannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline