Lihat ke Halaman Asli

Ajeng Adelista

Aku adalah sore yang menunggu datangnya senja dengan langit yang menerima

Insecure dan Overthinking yang Menghampiri Masa Remaja

Diperbarui: 26 April 2021   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Insecure dan overthinking yang dialami remaja. | pexels

Akhir-akhir ini, pada kalangan remaja sering terdengar istilah insecure dan overthinking. Sebenarnya, apa arti dari insecure dan overthinking? Insecure memiliki arti rasa kurang percaya diri ketika melihat sesuatu yang lebih baik daripada dirinya sendiri di orang lain. Insecure akan membuat remaja memiliki rasa takut, gelisah, malu, dan cemas.

Penyebabnya bisa dari dalam diri sendiri maupun luar. Faktor dari dalam diri sendiri yaitu karena perbandingan yang dibuat oleh dirinya sendiri terhadap orang lain dan rasa kesepian, sedangkan faktor dari luar yaitu karena perlakuan orang lain yang memandang sebelah mata dan overprotektif dari orang terdekat.

Penyebab insecure ini dapat menghampiri remaja dalam keadaan yang kurang mendukung di kehidupannya. Efeknya remaja akan mengalami menurunnya keyakinan dalam diri sendiri sehingga menghambat untuk beraktivitas secara bebas.

Baca Juga: Insecure dan Overthinking, Normal atau Perlu Dihilangkan?

Contoh insecure pada kehidupan yang nyata hadir saat semua orang bermain media sosial. Tentunya setiap remaja mengenal media sosial berupa Instagram. Pada Instagram setiap orang bebas membagikan foto dan cerita hidupnya di akun masing-masing.

Namun, ketika remaja sudah melihat foto yang di upload oleh temannya sendiri, kebanyakan bahwa mereka akan merasa insecure. Mereka akan berpikir bahwa temannya lebih cantik, cocok dalam berpose, dan memiliki tubuh yang ideal sehingga terlihat pantas menggunakan pakaian apapun dibandingkan dirinya. 

Pemikiran ini didukung oleh banyaknya like dan komentar yang didapatkan oleh temannya. Hal ini seakan-akan membuat para remaja untuk membatasi dirinya dengan enggan memposting dan menghapus foto yang ada di akunnya sehingga hanya meninggalkan 1 hingga 3 foto saja. Mereka juga akan membatasi aktivitas dalam memainkan Instagram dan lebih memilih untuk tidak membukanya.

Insecure tidak hanya terjadi saat bermain media sosial, tetapi bisa juga dalam aspek kehidupan yang lainnya. Tergantung pada kondisi dan kestabilan emosi yang sedang dialami para remaja. Apalagi saat pandemi ini rasa bosan dan kesepian akan melanda remaja.

Kemungkinan remaja akan merasa insecure semakin jelas menghampiri dirinya. Dengan begitu, insecure memang merupakan hal yang wajar untuk dialami pada setiap remaja. Akan tetapi, rasa insecure yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan mental. Tidak lain dari insecure ini akan memunculkan overthinking pada remaja.

Overthinking adalah keadaan seseorang yang memikirkan sesuatu secara berlebihan hingga menjadi rumit. Remaja yang insecure sudah jelas memikirkan tentang bagaimana cara menjadi seperti orang yang dilihatnya. Mereka pun juga memikirkan respon dari setiap apa yang akan dilakukan dalam kehidupannya secara berlebihan. 

Pikiran yang berlebihan akan menimbulkan kerumitan dan kesulitan diri untuk bisa keluar dari segala masalah yang ada. Hal tersebut akan membuat remaja cenderung tertutup, menangis, tertekan, merasa pusing, mudah tersinggung, mudah menyalahkan diri sendiri, tidur larut malam untuk memikirkannya, dan hal buruk lainnya yang dapat terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline