Lihat ke Halaman Asli

“UN: Mahal Harganya, Tinggi Nilainya, Besar Risikonya”

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ujian Nasional penentu masa depan”, mungkin kalimat ini memberikan makna bahwa Ujian Nasional ini sangatlah bernilai tinggi. Kenapa demikian? Karena UNAS ini merupakan syarat yang mutlak untuk seseorang bisa mendapatkan selembaran ijazah bertuliskan “LULUS”, yang akan merubah nasib hidupnya kelak. Selama tiga tahun menimba ilmu di bangku sekolahan, harus di tentukan dengan tiga hari duduk di bangku berhadapan dengan soal-soal ujian.

Banyak pro-kontra mengenai UNAS ini, apalagi sekarang katanya UNAS ini bukan hanya dijadikan sebagai syarat kelulusan siswa saja, akan tetapi UNAS ini menentukan derajat sekolahnya, juga menentukan seseorang bisa dengan mudah masuk ke jenjang selanjutnya atau perguruan tinggi. Mungkin bagi sebagian orang yang membuat kebijakan seperti ini, hal ini tidak lah jadi masalah yang seriuz. Akan tetapi bagi banyak orang yang mengalami dan berinteraksi langsung dengan UNAS mungkin pendapatnya lain lagi.

UNAS ini tidak sedikit memberi tekanan pada mental siswa yang akan menghadapinya. Kalau untuk hanya sebatas mengukur kemampuan siswa mungkin tidak jadi masalah, malahakan bagus sekali karena kita bisa tahu sejauh mana kemampuan siswa-siswa ini setelah selama tiga tahun duduk di bangku sekolahan menimba ilmu itu. Akan tetapi kalau UNAS ini dijadikan sebagai syarat kelulusan, yang menentukan apakah siswa lulus dan bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya, ataukah siswa harus tetap duduk di bangku sekolahan. Ini yang menjadikan tekanan bagi siswa yang sedang menghadapi UNAS di seluruh nusantara.

Jangankan bagi siswa yang kemampuannya kurang, bagi siswa yang cerdas sekalipun UNAS ini akan memberikan tekanan mental. Lembar jawaban tidak diperiksa langsung oleh guru yang selama tiga tahun memberikan ilmu, dan mungkin sangat hafal karakter dan kemampuan anak didiknya itu. Melainkan lembar jawaban diperiksa lewat komputer, yang tidak mungkin mengetahui dan hafal karakter dan kemampuan siswa itu, yang bisa saja sewaktu-waktu ada kesalahan teknis dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh komputer. Sehingga yang siswa cerdas dan yang kurang cerdas pun tidak dapat dipastikan bisa lulus dengan mudah.

Bukan hanya siswa yang mendapat tekanan, sekolah pun juga ikut tertekan untuk UNAS tahun ini. Karena UNAS tahun ini menentukan juga derajat sekolah, semua SMA/SMK/MA yang berlabel negeri pun derajatnya ditentukan lewat hasil UNAS juga. Mungkin yang jadi pertanyaan penulis, apakah UNAS ini yang begitu mahal harganya, tinggi nilainya yang begitu ketat peraturannya dan begitu besar risikonya bagi banyak pihak, memberikan pembelajaran dan menuntut kepada para pihak terkait untuk berbuat jujur dalam UNAS ini? Karena melihat kebelakang, hampir setiap tahun ada pemberitaan mengenai soal-soal UNAS yang telah bocor.

UNAS ini sangat mahal harganya (bernilai tinggi), karena menentukan lulus atau tidaknya perjuangan siswa yang selama tiga tahun duduk di bangku sekolahan, UNAS ini juga mahal harganya karena tidak sedikit biaya yang digelontorkan pemerintah untuk menyelenggarakan UNAS ini. Tidak beda jauh dengan PEMILU, yang sangat mahal harganya (bernilai tinggi), karena menentukan nasib bangsa. Sangat mahal harganya karena tidak sedikit pula biaya yang digelontorkan pemerintah dalam penyelenggaraan PEMILU itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline