Lihat ke Halaman Asli

Mapala Tursina: Sebuah Puisi Akrostik

Diperbarui: 27 Desember 2022   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(doc. Prib/Oktavia N) 

Menjumpai satu titik dalam suatu ketiadaan.
Alangkah baiknya jika tahu tentang satu dari yang lain.
Perihal rasa atau arah yang harus menjadi hilir.
Akupun bertanya pada tiap tetes hujan yang sengaja menjatuhkan diri.
Lalu ia bergeming karena tak mengerti,
Apa yang tengah menjadi jawab akan bimbang kali ini.
 
Tuhan selalu bisikkan jawab.
Ulang kali, namun seolah tersumbat.
Ribuan kali yang lain dendangkan asa,
Sampai pengar telinga hingga buatnya kebal.
Interaksi manusia memang aneh nan lucu.
Niat mencari, lantas membuta akan apa yang ada sedari dahulu.
Alangkah rumit, kehidupan yang menyertai suatu mahluk.

Malang, 20 Desember 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline