Lihat ke Halaman Asli

PR Dihapus, Saatnya Pendidikan Indonesia Berinovasi

Diperbarui: 1 November 2022   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika sebuah keputusan atau perubahan terjadi, akan selalu ada pihak pro dan kontra yang muncul untuk menanggapi hal tersebut. Hal itu lumrah dan sangat wajar terjadi, bahkan bisa dikatakan jika hal tersebut masih terjadi, itu merupakan indikasi yang baik. Kenapa baik? Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat peduli dan mau ikut berkontribusi bagi kelanjutan. Perbedaan pendapat dan kontroversi menunjukkan bahwa mereka ikut berpikir dan tidak sekadar iya-iya saja.

Belakangan ini pun, muncul berbagai pendapat terkait PR dihapuskan. Sebenarnya, PR dihapuskan bukan lagi hal baru. Sejak awal munculnya Kurikulum 2013 di awal 2014 lalu, isu ini pernah dibahas bahkan diterapkan pada beberapa sekolah. Namun, perubahan selalu membutuhkan adaptasi. Ada sekolah -sekolah yang belum mampu menerapkan perubahan ini hingga harus kembali menggunakan kurikulum yang lama. 

Seiring waktu, kini tahun berlalu cepat.  Hari ini bahkan sudah hampir masuk di penghujung akhir tahun. Diterapkannya 'tiada PR' merupakan realisasi dari plan sebelumnya yang belum berhasil dilaksanakan. 

Banyak yang berpendapat jika PR adalah alasan siswa berkenan belajar di rumah. Belum lagi manfaat PR yang kembali dimunculkan dimana-mana agar PR tidak jadi dihapuskan. Namun, PR juga layaknya koin. Memiliki 2 sisi, positif dan negatif. Bagaimana dengan sisi negatif dari PR ini? Dan patut dipertanyakan, masihkah PR yang sudah ada sejak zaman nenek-nenek kita masih relevan hingga kini? 

Inilah saatnya dilakukan sebuah perubahan dalam dunia pendidikan. Menjadi tugas besar bagi dunia pendidikan, untuk berinovasi dan berkembang. Jika dulu hanya PR yang membuat siswa mau belajar, saat PR dihapuskan, para pendidik atau yang berkecimpung di dunia pendidikan haruslah memikirkan inovasi baru yang lebih sesuai dan relevan pada gen alpha.

Perubahan selalu membutuhkan penyesuaian atau adaptasi. Namun bila perubahan itu baik, adaptasi beberapa waktu pun patut dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline