Lihat ke Halaman Asli

Akara Kematian

Diperbarui: 17 November 2021   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: AivAtko31

Nyatanya, elok tidaklah baka. 
Menghirap sehabis kama, 
palapa terbatas aksa. 
Bagai pahang yang mengering lalu karam. 

Dawai-dawai afsun mengentak atma. 
Astu-astu gemerlap pada amarta. 
Hingga daksa khianati citta. 
Mengagungkan elok yang sebatas akara. 

Membutakan kalbu dan melupakan harsa.
Tergusur mendung hentikan sinapsis bekerja. 
Terjebak dalam ketidakabadian buana. 
Hingga pesan kematian tersampaikan oleh mega. 

Malang, 14 Januari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline