Lihat ke Halaman Asli

Bersama Senja

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengenang kembali pertemuan pertama bersamamu membuatku tersenyum tak percaya.

Siang itu, panas terik mentari tak menyurutkan niatku untuk menuju perpustakaan umum Purbalingga. Aku tak terlalu suka membaca ataupun hanya sekedar nongkrong di gazebo di sekeliling perpustakaan. Aku juga bukan cewek yang rela nunggu sesuatu apalagi nunggu ketidakpastian seperti ini. Namun kali ini, seseorang membuatku rela melakukannya.

Siang hampir berlalu, penantianku berlalu tanpa hasil, orang yang aku tunggu tak muncul. Gerimis rintik kecil mulai menyapa.

"Pelangi..."

Aku tersenyum ketika seseorang yang berdiri di hadapanku adalah orang yang aku tunggu.

"Senja, aku menunggumu" sapaku.

Kedatangan Senja membuat gerimis berhenti. Aroma selepas gerimis menyapa kami, sejuk. Sesejuk hatiku ketika bersama Senja. Senja yang telah menemaniku tiga bulan terakhir ini, dan selalu di tempat ini. Senja memang selalu hadir selepas siang, namun Senja akan tetap ada meski malam menyapa. Karna Senja ada di hatiku.

"Aku tau, kenapa kamu dikasih nama Senja" ungkapku. "Karna senja, meski hanya sebentar tapi memberi sebuah warna, seperti kamu yang akan memberikan warna dalam hidupku"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline