Barusan gue ngedengerin speech dari Ustadz Nouman Ali Khan (NAK). Ustadz favorit gue yang menurut gue ahli banget menjabarkan mengenai tafsir dan tadabbur Qur'an dan relate dengan kondisi saat ini. Tema yang dibahas adalah bagaimana sebenarnya iblis itu membujuk dan menjebak kita. Ngiket kita lah..
Nah, dalam bahasan itu, dijelaskan tentang bagaimana dulu iblis membujuk dan merayu Ayah dan Ibu pendahulu kita semua, yaitu Adam AS dan Hawa RA. Singkatnya, membujuknya itu gak langsung gitu. Soft banget. Pelan-pelan. Goals nya iblis ya gimana caranya menjadikan kemuliaan dan keindahan itu lepas dari keduanya, agar keduanya itu terhina dan gak lagi berada di Jannah. Gak langsung extreme. Ibaratnya, iblis itu dateng pelan-pelan, lembut, ngebujuk dan merayu.. Juga bertahap dan memakan waktu..
Sampailah sebagaimana yang kita ketahui, Kedua orang tua kita itu terjerat. Ustadz NAK juga menjelaskan bahwa begitu pula cara setan menjebak pria dan wanita. Manusia, itu memang makhluk Allah SWT yang ''sophisticated''. Menarik, dan indah. Fisik manusia memang diciptakana indah. Namun, tidak cukup di sana. Ruh manusia, itu jauh lebih indah. Keimanan, mental dan pemikiran manusia juga indah dan menarik. Sehingga, setiap manusia, siapapun dan dimanapun ia, aslinya ya memang indah dan mulia.
Namun, semuanya akan bergeser dan berkurang hingga habis kemuliaannya kalau manusia itu melakukan hal-hal yang melanggar perintah Tuhan yang sejatinya adalah menghinakan dan memenjarakan dirinya sendiri. Seperti berzina. Tentu gak ujug-ujug setan ngajak manusia untuk berzina. Awalnya mulai dari ketertarikan pandangan, berlanjut ke rasa ingin bertemu, berinteraksi.. ini memakan waktu. tidak langsung begitu saja biasanya. soft, pelan-pelan.. sampailah ke intensitas, sentuhan fisik dan seterusnya hingga rasa malu terus terkikis dan jadilah zina dieksekusi.
Allah tidak menafikan keindahan manusia yang sudah Dia ciptakan. Namun, Allah menyampaikan semua ada tempatnya. Ibarat emas dan berlian yang mahal dan indah banget, itu kan kita gak bisa pakai kalau lagi di kerumunan atau di pasar. Ya kan resiko ya.. Gitu juga dengan keindahan tubuh dan jiwa manusia. Semua ada tempatnya. Pernikahan, adalah tempat yang legal dan tepat untuk menunjukkan semua keindahan antara dua insan yang berlawan jenis. Di luar itu, bagi para manusia yang sudah melampaui garis main yang ditetapkan Tuhan, misal sampai biasa zina atau LGBTQ atau bahkan memerkosa, mengeksploitasi, pedofilia dsb, maka ya sudah jauh sekali. Rasa malu mereka sudah terlepas dan mereka injak-injak sendiri.
Padahal, rasa malu adalah alarm dari Tuhan yang menjadikan manusia senantiasa mau menjaga kehormatan dirinya. Gue berpikir, pantesan para setan dari jenis jin dan manusia ini massif banget ya. Food, fashion, iklan, netttflixx, youutubee, socmed, dan hampir semua aspek itu buanyak pol isinya umbar-umbar nafsu yang bisa mengikis rasa malu dan fitrah (natural sense) kita. Jadilah kita identikan cinta dengan seks misalnya, identikan cantik dengan kemulusan kulit aja atau berpikir bahagia itu saat saldo digitnya banyak dan lain sebagainya. Padahal, semua itu kalo diturutin terus dengan cara yang ''tidak legal'' menurut Pencipta, ya jadinya rugi sendiri kita.
Seks bebas, dapet duit haram, narkoba dan beberapa aktivitas yang sejatinya ngerusak ini emang mungkin ada enaknya. Beberapa menit, jam, bulan atau tahun. Tapi kalo diterusin terus gak tobat-tobat (revolusi untuk kembali menjadi baik dan mulia seperti sedia kala) apa akhirnya akan baik? mostly, gak ada yang berakhir baik. Nafsu ibarat minum air garem, bukannya lega yang ada bikin aus terus.
Bagi yang udah terlanjur, yuk balik. kita semua berdosa emang. Padahal dosa-dosa yang kita lakuin itu gak bikin kita bahagia. Ada juga bikin sengsara dan sadar gak sadar udah menghinakan dan melukai diri kita sendiri. Kita itu aslinya, setiap kita, pria dan wanita, itu indah. Indah raganya, indah jiwanya, indah pikirannya, indah rasanya. Namun, kadang kita sendiri yang menodai dan merusaknya.
Tinggal gimana nih, PR kita semua, bisa balik dalam keadaan bisa kembali bersih dan mulia.. kalau udah kotor, yuk bersih-bersih. Jangan naif dengan mikir Allah SWT gak nerima kita. Orang iblis aja kalo mau tobat yang udah entah berapa banyak dosanya akibat ulah nyesatin miliaran manusia aja diterima kalau tobat bener-bener, masa enggak dengan kita manusia yang gak sebejat iblis?
Sorry kalo ada salah-salah kata.. tetep belajar lagi ya. yok tobat bareng-bareng.. kita semua pendosa.. dan kita semua bisa untuk kembali ke pelukan Rabb kita karena Dia selalu ada untuk kita..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H