Lihat ke Halaman Asli

Aisyah Supernova

man purposes God disposes - ssu

Cie.. Hobi Amat Pengalihan Issue

Diperbarui: 3 Maret 2022   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa tahun belakangan, sudah ada beberapa ustadz dan ulama yang diserang oleh orang asing. Tanpa diketahui dengan jelas apa motif dan profil penyerang. Mengutip dari Tempo.com, berikut rentetan kasus pembunuhan tokoh agama sebelum penusukan Almarhum Syekh Ali Jaber :

1. Pembunuhan Komandan Brigade PP Persatuan Islam (Persis), Komandan Brigade PP Persis, Prawoto, 40 tahun, tewas mengenaskan setelah dihajar oleh tetangganya sendiri, Asep Maftuh, 45 tahun, menggunakan besi pada Kamis, 1 Februari 2018.

 
2. Penganiayaan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Umar Basri, 60 tahun, dianiaya seseorang di dalam masjid usai menunaikan salat subuh pada Sabtu, 27 Januari 2018.


3. Penusukan Imam Masjid Al-Falah Pekanbaru. Peristiwa nahas ini menimpa Yazid Nasution, 36 tahun, pada Kamis, 23 Juli 2020. Saat itu Yazid yang sedang memimpin doa sehabis salat Isya diserang oleh pelaku berinisial IM, 24 tahun.

4. Penyerangan Kiai di Lamongan, Pertengahan Februari 2018 media sosial diramaikan dengan viralnya kabar penyerangan terhadap pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem, Lamongan, Hakam Mubarok. Pelaku berinisial NT menyerang saat Hakam ingin menunaikan salat Zuhur. 

Kemudian, beberapa bulan ini, Menyusul pemotongan ceramah dari Ustadzah Oki Setiana Dewi. Kemudian Ustadz Khalid Basalamah. Baru-baru ini ada juga potongan ceramah Ustadz Syam. Anehnya, kenapa beritanya beruntutan saat masih banyak masalah pelik di negeri ini..? Siapa dalang dibalik semua ini, dibalik pemotongan ceramah dan memviralkannya tanpa mengklarifikasi kepada pembicara terkait dan beritikad baik?

Kalau kita mau cermat, sorotan yang dipotong dari para Ustadz dan Ustadzah tadi itu bersifat debatable. Itu tidak urgent untuk  dipusingkan karena kalau mau dicermati, banyak juga tokoh dari agama lain yang pernyataannya bersifat debatable juga. Sedangkan masalah yang jauh lebih besar yang terjadi pada negara kita ini, seperti persoalan JHT, BPJS, IKN, hutang negara, tingginya harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng padahal kita termasuk produsen minyak sawit terbesar dunia,  yang jelas-jelas menyangkut hajat hidup jutaan masyarakat Indonesia, tidak dituntaskan dengan baik? Mengapa? Ini sungguh mengesankan pengalihan isu yang membuat publik menjadi pindah fokus yang ujungnya masalah tersebut akan menimpa dan menyusahkan semakin banyak orang seiring berjalannya waktu. Anehnya, malah pengalihan isu tersebut dikorbankan pada para tokoh agama Islam, bukan agama lainnya. Seolah setali tiga uang untuk menghancurkan figur keulamaan dan ketokohan di hadapan umat sendiri.

Jadi, mari kita cerdas menjadi masyarakat. Berlaku adil-lah dalam menilai sesuatu. Jangan labil dan mudah terprovokasi. Masalah pendapat individu tentu berbeda dengan masalah pada kebijakan pemerintahan yang menyangkut nasib ratusan juta masyarakat Indonesia. Jadi, kita harus proporsional menyikapi hal ini. Mari kita terus jaga keutuhan dan kesatuan bangsa kita yang multi kultural dan agama ini. Musuh bersama kita itu adalah sama ; ketidak-adilan, kemiskinan, kebodohan, ketimpangan dan sulitnya masyarakat mendapatkan hak-haknya. Yuk, fokus menyelesaikan permasalahan kita bersama dan melawan musuh yang sama.  Tolak politik pecah belah dan fokus perbaikan bangsa kita..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline