Keluar rumah, hampir selalu menyisakan banyak pelajaran buat gue. Yes, kalo gue mumet, biasanya tidur atau keluar bisa jadi alternatif yang gue lakukan. Saat mau ngajar ke rumah murid gue, banyak hal yang gue saksikan. Sebetulnya, sebagai manusia yang hidup, tentu gue memiliki masalah. Juga bagi pembaca budiman yang rajin menabung semua ya kan..? hehe. Saat bermotoran dengan hati yang cukup gundah, si 'Panda', alias motor gue, yes Panda karena emang item-putih warnanya hehe.. melintasi pagi menuju siang di atas aspal.
Gak lama berselang, ada kakek-kakek tua melintas membawa pikulan dagangannya. Deg. Seakan hati gue berbisik..
'liat tuh.. lu enak, sejam kerja mungkin kaya hasil keringet Kakek itu selama seharian atau bahkan beberapa hari..'.
Yak, gue ketampar sekali.
Si Panda masih melaju, dan tak lama berselang Ibu di pinggir jalan terlihat berjualan dengan tulisan 'Roti 5000'. Deg.
'ya ampun.. berapa coba untungnya per roti. Kalau cuma seribu dua ribu aja, kalaupun kejual semua juga hasilnya gak seberapa..'.
Selama perjalanan, ada juga bapak tunanetra yang menjadi penampar jiwa gue yang paling bikin gue babak belur.
"dugh.. dugh.. jdeeerr.." seakan muka gue ditinju Mike Tyson dan darah keluar dari idung.
'Alesan ape lu (maksudnya diri gue sendiri) pake acara ngeluh dan galau..? lu liat tuh...! liaat markonaah..!' seakan ada yang meneriaki gue.
Belum lagi udah berapa banyak warung, warteg, kaki lima, kaki tiga, pelapak yang gue lihat sepi dagangannya. Padahal mungkin udah dari pagi-pagi persiapannya. Mereka juga sudah meninggalkan keluarganya dari dini hari untuk menjemput rejeki.
Dan yes, akhirnya gue sampe rumah murid gue dan mengajar dengan hati yang bersyukur dan merasa banyak banget yang mesti dibenahi dari diri gue. Terutama, tentang semangat dan untuk senantiasa bersyukur.