Lihat ke Halaman Asli

Aisyah Supernova

man purposes God disposes - ssu

Sejarah Gelap Perayaan Hari Valentine

Diperbarui: 14 Februari 2019   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CordovaMedia

Bismillah. Rangkuman dari Video Keren "Cordova Media" soal Valentine. Semoga bermanfaat dan menjadikan kita semakin bijak dan cerdas dalam menyikapi #valentineday.

Perayaan Valentine pada awalnya adalah festival kaum pagan Romawi yang dirayakan sejak tahun 270 sebelum Masehi. Festival itu dikenal dengan nama 'Lupercalia' dan dirayakan pada tanggal 15 Februari setiap tahunnya. Festival itu ditujukan  untuk menghormati 'Lupa', serigala betina yang dalam lagenda menyusui Romulus dan Remus, pendiri kerajaan Romawi. Festival Lupercalia diawali dengan mengorbankan domba atau anjing, kemudian dilanjutkan dengan ritual mencambuk wanita. Wanita dicambuk dengan menggunakan kulit binatang yang dilumuri darah binatang yang telah dikorbankan. Tujuan festival Lupercalia adalah untuk meningkatkan kesuburan para wanita Romawi di tahun-tahun mendatang.

Festival kaum pagan ini terus berlanjut hingga era Constantine I (280-337 M), Kaisar Romawi menjadikan Kristen sebagai agama resmi negara. Di akhir and ke 5 Masehi, Paus Galasius menganggap festival Lupercalia tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Dia kemudian mengganti perayaan pagan itu dengan hari untuk mengenang 'Saint Valentine'. Dilakukan di hari sebelumnya, pada 14 Februari.

Menurut lagenda, Saint Valentine adalah pendeta yang hidup di masa pemerintahan Kaisar Romawi, Claudius II (214-270 M). Claudius II saat itu melarang tentara untuk menikah muda agar kuat berlama-lama di medan perang, tak berpikir untuk pulang. Valentine lantas secara diam-diam menikahkan tentara muda yang ingin menikah, tanpa sepengetahuan pihak istana. Kaisar Claudius II geram setelah mengetahui hal itu dan memerintahkan Valentine untuk ditangkap dan dihukum mati. Oleh gereja, Valentine diangkat sebagai 'Santo' (orang suci). Kematiannya dikenang dan dirayakan oleh masyarakat Kristen Eropa.

Di Eropa, pada abad ke-14 Masehi, hari tersebut kemudian diasosiasikan dengan perayaan cinta dan romantisme. Karena ada anggapan saat itu bahwa pada setiap tanggal 14 Februari, burung-burung memulai musim kawinnya. Di masa penjajahan dan kolonialisme, budaya merayakan hari Valentine ini kemudian ikut tersebar ke seluruh penjuru dunia. 

Pada tahun 2012, University of The Thai Chamber of Commerce di Thailand  pernah membuat sebuah riset tentang Valentine. Hasilnya, 15,4% anak muda usia 16-18 tahun berencana until berhubungan seksual untuk pertama kalinya di hari Valentine. 12,5% yang berusia 19-22 tahun dan 16% yang berusia 23-29 tahun juga menginginkan hal yang sama, hubungan seksual.

Peneliti Kristen Mark bahkan mengatakan bahwa hampir 85% pria dan wanita mengatakan bahwa hubungan seksual penting saat Valentine. Data dari brand kondom ternama mengatakan bahwa penjualan kondom meningkat 25% ketika hari Valentine.

Bagaimana dengan negeriku yang tercinta, Indonesia?
Beberapa media nasional memuat pemberitaan terkait Valentine. Seperti pada TribunJateng.com pada 12 Februari 2016 memuat judul artikel "Waspadai ABG Anda! Jelang Valentine Dominasi Beli Kondom". 

Merdeka.com pernah memuat "2 Hari Jelang Valentine, Penjualan Kondom di Samarinda Meningkat". Okezone pada 14 Februari 2017 "Waduh! Penjualan Kondom Meningkat Hingga 25% Saat Valentine". Di hari yang sama, berita "51 Persen Orang "Gituan" Di Valentine, Penjualan Kondom Meningkat 25%" di salah satu media.

Pada kanal berita MalangVoice, 14 Februari 2018 "Valentine, Penjualan Kondom Meningkat Dua Kali Lipat".

Dengan siapakah engkau ingin berkumpul di akhirat kelak? Dengan Rasulullah (Muhammad SAW) dan (Para) Sahabatnya yang mulia? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline