Menanggapi cuplikan video Jendral Tito Karnavian Mengenai pernyataan ormas Islam "para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah.. jangan dengan yang lain.. dengan yang lain itu, nomer sekian.. mereka bukan pendiri negara.. Mau merontokkan negara malah iya..".
Apapun alasannya dan bagaimanapun argumentasinya, seperti itu dalam konteks mencegah radikalisme, dsb.., saya rasa ucapan beliau itu sangat memicu konflik dan terlihat mungkin beliau belum begitu paham sejarah pergerakan (Harakah) Islam di Indonesia.
Tidak ada harakah yang lebih mulia selain karena taqwanya... saya alumnus Al Irsyad tersinggung nih Jendral Tito wkwk.. Emang NU dan Muhammadiyah aja yang berjasa dan membangun negeri ini..? Yah intinya semoga lebih hati-hati dalam bicara apalagi sebagai Jendral Polri.. :) self reminder juga sih buat saya..
kalau Sjarikat Islam masih ada, saya mau lah masuk :) kan paling tua.. juga paling ekspansif dan besar manfaatnya pada masanya.. kalau Jami'at Kheir juga cikal bakal Al Irsyad Al Islamiyyah..
Yah intinya Harakah manapun, yang penting bertaqwa.. Tidak merasa lebih mulia karena setiap Harakah memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.. nanti juga saat Islam 'izhar' alias Alloh SWT menangkan Islam di bumi ini, semua harakah akan melebur menjadi satu di bawah aturan dan rahmat-Nya.. 'Baldatun Thoyyibatun wa Rabbul Ghaafur'.. Negara yang bagus, baik, adil, maju, sejahtera dan Tuhan pun mengampuni..
karena kalau Baldah Thayyibah aja, Finlandia, Jepang atau Norwegia juga Baldah Thayyibah tapi karena ada legalisasi pornografi, atau pernikahan sejenis, bagaimana mau Rabbul Ghaafur? :)
- #salamkerja #persatuanislam #ormasislambersatu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H