Berdasarkan data yang dihimpun oleh Cinepoint, film KKN di Desa Penari menduduki peringkat kedua terlaris sepanjang sejarah perfilman di Indonesia. Jumlah penonton dari film yang disutradarai oleh Awi Suryadi ini mencapai lebih dari 9 juta penonton. Bagaimana tidak, sebanyak 315.000 tiket habis terjual pada hari perdana pemutaran film ini. Rata rata jumlah penontonnya mencapai 500.000 penonton per harinya pada periode 13 hingga 16 Mei 2022. Setelah itu jumlah penontonnya menurun menjadi 250.000 dan menurun lagi menjadi 100.000 penonton perharinya. Nampaknya film ini memberikan dampak positif dan negatif kepada para penontonnya terutama dalam hal Sex Education. Menyoroti adegan tidak senonoh pada film versi uncut yang menampakkan Ayu dan Bima sedang melakukan hubungan seksual di Sendang disertai dengan suara desahan yang mengundang banyak perbincangan oleh para remaja. Tentu film ini sangat mempengaruhi penonton terutama dalam hal pendidikan seks. Pembelajaran seks pada film dapat tersampaikan dengan baik apabila penonton bijak memahami maksud dan tujuan yang terkandung pada setiap scene yang terdapat pada film. Tetapi film itu bisa menjadi pengaruh buruk apabila adegan tak senonoh pada film menimbulkan fantasi seksual yang berlebihan sehingga menjerumuskan kepada seks pranikah.
Film KKN di Desa Penari ini awal mulanya berasal dari thread horror yang ditulis oleh pengguna Twitter bernama SimpleMan (@SimpleM81378523) dan sempat viral pada tahun 2019. Film ini mengisahkan tentang kejadian mistis yang dialami oleh enam mahasiswa yang sedang menjalani tugas KKN di desa terpencil ditengah hutan. Keenam mahasiswa tersebut ialah Nur (Tissa Biani), Widya (Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), Bima (Achmad Megantara), Wahyu (Fajar Nugraha), dan Anton (Calvin Jeremy). Awal mulanya Pak Prabu sudah melarang mereka untuk menjalankan KKN di desa itu, mengingat desa yang akan ditempati bukan desa biasa. Tetapi, karena Ayu dan Nur memohon kepada Pak Prabu akhirnya dengan perasaan tidak tega Pak Prabu mengizinkan mereka untuk menjalankan program KKN nya di desa itu dengan syarat mereka harus menjaga sikap dan tidak memasuki wilayah terlarang yakni Tapak Tilas.
Hari-hari berlalu dengan normal sampai pada akhirnya suasana berubah mencekam ketika mereka mulai diganggu oleh seorang penari. Kejadian mistis mulai terjadi satu persatu dan membuat program KKN mereka menjadi berantakan. Salah satu dari mereka melanggar aturan desa itu dengan memasuki wilayah terlarang bahkan melakukan hal yang tidak senonoh. Hingga pada akhirnya mereka mendapat ganjaran atas perbuatan mereka.
Film ini memberikan informasi tentang norma-norma pergaulan yang harus dijaga dimanapun kita berada, terlebih ketika kita memasuki wilayah yang baru. Termasuk etika pergaulan mahasiswa di Lokasi KKN. Terdapat satu scene pada film dimana para mahasiwa KKN yang awalnya beda rumah tetapi mendadak disatukan karena telah terjadi hal buruk. Padahal hal itu tentu menjadi peluang terjadinya hal yang tidak senonoh. Walaupun semisal para mahasiswa tersebut tidak punya solusi lain selain tinggal bersama dalam satu rumah setidaknya mereka menjaga batasan seperti tidak mengobrol sampai larut malam, tidak menggunakan pakaian terbuka dan tidak berduaan ketika dalam keadaan sepi. Apalagi Bima dan Ayu memiliki potensi berduaan yang besar dikarenakan berada dalam satu tim. Hal ini berkaitan dengan mitos di Indonesia, apabila laki-laki dan perempuan sedang berduaan maka akan ada bisikan setan yang menyuruh kepada tindakan yang tidak baik. Terlebih itu merupakan mitos yang belum tentu benar, tetapi hal itu seharusnya menjadi nilai yang kita bawa agar tidak mendekati perbuatan yang mengarah kepada zina.
Indonesia menjunjung tinggi norma kesusilaan yang mengatur tentang cara manusia berperilaku secara umum agar manusia mengetahui mana yang baik dan buruk terutama dalam pergaulan dengan lawan jenis. Norma ini berkaitan dengan tindakan Bima dan Ayu, dimana ketika laki-laki dan perempuan berduaan ditempat yang sepi maka sangat berpotensi dapat menimbulkan hawa nafsu yang melanggar norma lainnya.
Manusia akan menerima konsekuensi dari setiap perbuatannya. Tindakan Fatal yang dilakukan oleh Bima dan Ayu juga menyebabkan keduanya harus menerima konsekuensi dari perbuatannya, dimana Ayu dijadikan dawuh pengganti dan Bima harus menikah dengan Badarawuhi. Sukma mereka ditahan di alam ghaib yang menyebabkan mereka harus kehilangan nyawa. Apabila Ayu dan Bima lebih mengenal pendidikan seks maka hal ini tidak akan terjadi. Pendidikan seks mencakup tentang norma-norma yang ada pada masyarakat, yang tidak melanggar aturan, yang diizinkan di masyarakat, dan bagaimana menerapkannya dimasyarakat tanpa menganggu hak orang lain. Pendidikan seks sangat penting agar remaja mampu menghadapi masa depan (Sarlito, 2008)
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari film ini ialah pentingnya menjaga norma yang ada dalam masyarakat terutama dalam pergaulan. Konsekuensi tidak terduga bisa saja kita dapati ketika kita terlalu meremehkan suatu norma. Hal yang menimpa Ayu dan Bima bukan untuk menghakimi atau menuding siapa yang salah dan benar tetapi lebih pada pentingnya mengenal pendidikan seks agar kita lebih bisa menjaga diridari hal yang tidak diinginkan. Pendidikan seks yang tertanam pada film adalah mengetahui konsekuensi yang akan terjadi sebelum melakukan suatu perbuatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H