Lihat ke Halaman Asli

Bermimpilah!!

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya seorang guru Matematika di sebuah SMP swasta di Cilacap. Pengalaman pertama mengajar di sana adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya, karena berkat takdir ini saya dapat mengenal secara dekat bagaimana hidup anak-anak yang saya didik secara langsung, bukan melalui tayangan televisi yang memuat cerita sedih akan kehidupan seseorang.

Anak-anak yang saya didik sebagian besar berasal dari keluarga dengan keuangan menengah kebawah dan keluarga broken home. Banyak dari mereka sangat haus kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka, walaupun orang tua mereka tidak berpisah namun saringkali mencari nafkah hingga keluar negeri sehingga anak-anak harus berbesar hati tidak tinggal dengan orang tua kandungnya.

Latar belakang yang mereka miliki membuat hidup tak seindah cerita dongeng. Seringkali anak-anak bercerita tentang hidupnya, dimana dipagi buta sebelum berangkat sekolah harus membantu ibunya mengantarkan dagangan ke pasar, sepulang sekolah harus mencari ikan di sungai hanya untuk lauk makan, sepulang sekolah harus mencari barang-barang rongsok dan paku bekas untuk dijual, ada yang harus membantu Ayahnya untuk menarik grobag sampah keliling perumahan, dan ada yang harus menjaga parkiran hingga larut malam, dan sebagainya. Hal tersebut harus mereka lakukan hanya demi sesuap nasi dan membayar keperluan sekolah, dan saya seringkali harus  memaklumi ketika mereka merasa sangat kelelahan ataupun mengantuk di kelas.

Merekalah sebagian besar anak didik saya dengan keterbatasan keuangan dan kasih sayang. Rasanya sangat menyakitkan ketika mendengar itu semua dari anak-anak yang setiap hari saya temui, bukan orang lain yang biasa hanya saya lihat melalui televisi. Latar belakang tersebut mempengaruhi mimpi-mimpi besar yang seharusnya mereka bangun. Pada wajah mereka terlihat keputusasaan akan hidup. Tidak terbayangkan oleh mereka betapa indahnya hidup ini. Oleh karena itu, saya sebagai guru tidak hanya mempunyai tugas untuk mendidik akan materi pelajaran, namun juga mempunyai kewajiban membantu mereka untuk belajar bermimpi bahwa kebahagiaan bukan hanya milik mereka yang mempunyai uang, kebahagiaan bukan hanya milik mereka yang mempunyai orang tua lengkap, kebagiaan bukan hanya milik mereka yang dikaruniai kecerdasan lebih, tapi kebahagiaan dan kesuksesan adalah milik kita semua jika kita mau untuk memperjuangkannya!!! Semangat anak-anak, mari kita gapai indahnya kehidupan ini ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline