Lihat ke Halaman Asli

Suara dalam Kegelapan

Diperbarui: 20 Maret 2024   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

lampu belajar menjadi teman setia di tengah gelap malam. Aku mengambil selembar kertas lusuh yang bertuliskan target target yang ingin kucapai pada tahun lalu. Kurenungi akan semua mimpi yang tertunda. 

Begitu banyak target yang ku tetapkan pada tahun lalu, dan tidak semuanya tercapai. Bahkan, dampaknya membuat hidupku menjadi berantakan. Aku merasakan tekanan yang begitu besar, baik dari segi sosial maupun psikologis, yang justru menghambat usahaku.

Jam tidurku terganggu, pola makanku kacau, banyak tugas yang tertinggal, prestasiku menurun, bahkan tak jarang air mata menetes pada malam hari. Ketika aku coba tidur, ketenangan sulit kudapatkan. Pikiran-pikiran akan semua ini terus menghantui kepalaku, membuatku kesulitan untuk terlelap.

'Maafkan aku, yang jauh berbeda dari ekspektasi kalian. Maafkan aku yang tidak seperti apa yang kalian harapkan. Maafkan aku, yang tidak bisa memenuhi harapan yang kalian letakkan padaku dengan segala keterbatasanku. Terkadang, aku merasa seperti kekecewaan yang kumunculkan membuatku terpuruk. Tak apa, aku masih bisa mengatasinya. Namun akan ada saatnya aku mulai lelah, dan menumpahkan segala beban di pundak.'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline