Pendidikan dikenal dengan beberapa istilah salah satunya yaitu tarbiah yang memiliki arti bukit. Dikenal juga dengan istilah mendidik yang berarti tumbuh atau mengembangkan potensi dalam diri agar bertambah dewasa dan fungsional untuk mencapai derajat yang tinggi. Manusia sendiri memiliki 6 potensi dalam dirinya seperti fisik (jasmani), nalar (intelek), emosi, spiritual, kepribadian, dan sosial. Jadi secara keseluruhan pendidikan akhlak dapat diartikan sebagai upaya menanamkan nilai-nilai akhlak mulia ke dalam diri seseorang.
Abad global atau yang dikenal sebagai globalisasi merupakan proses kehidupan manusia menuju masyarakat yang meliputi seluruh bola dunia atau masyarakat dunia. Proses kehidupan ini dipermudah karena adanya kemajuan teknologi, yang dapat membuat dunia menjadi kecil dan mudah dijangkau. Di era global ini melahirkan dua pandangan yaitu pandangan positif dan negatif. Dengan kemajuan teknologi saat ini dapat membuat kemajuan di pendidikan agama, hal ini dapat menimbulkan atau menghidupkan kembali energi dari jiwa agama para generasi. Jiwa agama ini meliputi kualitas iman, kualitas jiwa, kualitas mental, kualitas kecerdasan emosi, dan kualitas kecerdasan spiritual yang bersumber dari keyakinan agamanya.
Pihak pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang merata dan mencakup semua layanan pendidikan, baik pendidikan formal, non formal, maupun pendidikan informal. Penyelenggaraan pendidikan dimaksud agar semua warga negara mendapat bimbingan tentang kebenaran dan kebatilan seperti pendidikan keimanan, pendidikan ilmu-ilmu kealaman, pendidikan akhlak, dan pengembangan diri.
Selain itu pemerintah bertanggung jawab dalam menyelenggarakan program pendidikan khusus tafaqquh fi al-din (pendalaman agama). Program ini bertujuan untuk melestarikan ilmu-ilmu wahyu, memastikan tersedianya ulama yang menjaga kelestarian dan kesinambungan agama, dan memelihara fungsi sosial ulama dengan membimbing umat kepada jalan Allah, menyampaikan pesan agama kepada umat, dan mengajak umat menjauhi kemungkaran dan kebatilan. Selain itu ada pendidikan yang bermuara pada iqamat al-din, yakni menghidupkan jiwa agama pada semua jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang sejak pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Hal ini dapat meliputi pengembangan sains, teknologi, dan humaniora pada semua jenjang pendidikan yang terstruktur sejak pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi.
Pendidikan ini dapat membangun akhlak bangsa sekaligus strategi besar untuk mengakhiri pandangan dikotomis antara agama dan ilmu pengetahuan. Strategi ini harus dimulai dari tiga pilar filsafat ilmu yaitu dimulai dari ontologi yang berkaitan dengan hakikat sains, teknologi dan humaniora, kemudian epistemologi yang berkaitan dengan metodologi mendapatkan dan merumuskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan humaniora. Terakhir dari aksiologi yang berhubungan dengan nilai penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan humaniora bagi kesejahteraan umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H