Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Media Sosial Terhadap Pergeseran Etika Generasi Z menurut Pandnagan Islam

Diperbarui: 5 November 2023   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika secara etimologis, menurut Webster Dictionary, dimaknai sebagai ilmu yang menerangkan suatu tindakan yang baik dan buruk, mengenai tugas maupun kewajiban moral, atau dapat juga diartikan sebagai kumpulan prinsip maupun nilai moral. Sedangkan menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari bahasa Yunani yakni "ethic", yang memiliki arti kebiasaan. Sehingga, etika dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap baik menurut kebiasaan masyarakat pada suatu waktu. 

Etika kerap kali diartikan sebagai filsafat moral. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika dijelaskan dalam 3 arti. Pertama. etika adalah ilmu mengenai baik atau buruk serta mengenai hak serta kewajiban moral (akhlak). Kedua, etika merupakan kumpulan nilai dan asas yang berkaitan dengan akhlak. Lalu yang ketiga, etika adalah nilai yang berkaitan dengan benar atau salah yang diyakini oleh masyarakat tertentu. Etika dan moral sering diartikan sebagai teori mengenai baik atau buruknya tingkah laku manusia yang masih bisa dicapai oleh akal pikiran. Moral sendiri merupakan suatu ide mengenai baik atau buruknya tingkah laku atau perbuatan manusia berdasarkan situasi atau keadaan tertentu. Etika berfungsi sebagai ukuran tentang penilaian perbuatan dan tingkah laku manusia berupa baik atau buruk, akan tetapi praktik etika dalam kehidupan sehari-hari sering mendapat kesukaran. Hal tersebut disebabkan karena ukuran tentang baik atau buruknya tingkah laku dan perbuatan masyarakat cenderung tidak sama dan tergantung pada tempat masing-masing masyarakat tersebut tinggal. Meskipun begitu, etika tetap selalu mencapai tujuan akhirnya yaitu menemukan ukuran etika yang dapat diterima oleh seluruh manusia. Pemberlakuan sanksi etika tidaklah sama pada setiap perbuatan tingkah laku, hal tersebut disebabkan karena tidak setiap perbuatan dan tingkah laku manusia mampu dinilai oleh etika.  

Suatu tindakan atau perbuatan yang dapat dinilai dengan etika harus memiliki syarat berikut : 

  1. Perbuatan tersebut dilakukan dengan penuh pengertian sehingga seseorang yang mengerjakan suatu perbuatan salah akan tetapi tidak mengetahui bahwa perbuatan yang tersebut merupakan suatu kesalahan, sehingga perbuatan tersebut tidak dapat dikenakan sanksi dalam etika. 

  2. Perbuatan tersebut dilakukan secara sengaja. Apabila suatu perbuatan kejahatan dilakukan secara tidak sengaja, maka perbuatan tersebut tidak dapat dinilai dan diberlakukan sanksi etika.

  3. Perbuatan atau tingkah laku dilakukan secara bebas dan atas kehendaknya sendiri.

  4. Perbuatan tersebut dilakukan tanpa paksaan dari siapapun. Apabila suatu perbuatan dilakukan atas paksaan, maka tidak dapat dikenakan sanksi oleh etika. 

2.2 Etika dalam Pandangan Islam

Etika adalah suatu pemikiran kritis yang rasional tentang yang baik dan yang buruk, lalu bagaimana teori etika dalam pandangan Islam berhubungan dengan hal ini? Kita dapat mengidentifikasi dua pendekatan, yaitu rasionalisme menurut Mu'tazilah dan tradisionalisme menurut Asy'ariyah. Perbedaan antara keduanya susah untuk dihindari, baik karena ayat-ayat al-Qur'an sendiri yang mendorong variasi dalam penafsiran maupun karena pengaruh Filsafat Yunani di dunia Islam. Pada al-Qur'an, pesan etis sering kali disampaikan melalui isyarat yang menuntut refleksi dan kontemplasi manusia. Selanjutnya, etika Islam memiliki dua ciri utama yang menonjol. Pertama, etika Islam tidak bertentangan dengan fitrah manusia. Kedua, etika Islam berbasis pada rasionalitas. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

Artinya: "Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang mu'min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor." (HR At-Tirmidzi)

Alex Inkeles mengemukakan bahwa sikap-sikap yang dapat dianggap sebagai ciri khas dari pendekatan modern mencakup: kemauan untuk menerima ide-ide inovatif dan menerapkan metode-metode baru, kesadaran terhadap waktu, keterbukaan untuk menyatakan pendapat, dan fokus yang semakin besar pada masa kini dan masa depan daripada masa lalu, keinginan untuk lebih disiplin waktu, perhatian yang lebih besar terhadap perencanaan dan efisiensi organisasi, penekanan pada pemahaman yang dapat diukur tentang dunia, penghargaan terhadap pengetahuan dan teknologi, serta keyakinan dalam prinsip keadilan yang merata. Dapat dinyatakan bahwa apa yang dijelaskan oleh Inkeles sebagai sikap-sikap modern sejalan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam etika al-Qur'an. Pada diskusi mengenai hubungan antara moral dan etika, sering muncul pertanyaan tentang cara memandang peristiwa moral yang mempunyai sifat individual dan khusus dalam konteks teori etika yang universal dan rasional. Islam memiliki klaim universal dalam prakteknya, cenderung melibatkan peristiwa yang bersifat individual dan khusus. Selain itu, tindakan moral seringkali merupakan tindakan konkret yang bersifat subyektif dan pribadi. Kesulitan muncul saat dalam subjek dan situasi yang sama, lalu terjadi konflik nilai. Sebagai contoh, nilai pada solidaritas kadang-kadang bertentangan dengan nilai kejujuran dan keadilan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline