Lihat ke Halaman Asli

KKN Tematik UPI 2022: Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Organik Menjadi Eco Enzyme dalam Lingkup Pemberdayaan Perempuan

Diperbarui: 12 Agustus 2022   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan KKN  Semester Genap 2021/2022 mulai dari 11 Juli hingga 10 Agustus 2022. Sebanyak 7.809 mahasiswa yang terdiri dari 2.283 mahasiswa dan 4.806 mahasiswa S1 mengikuti kegiatan tematik KKN ini. Dengan mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) Desa & MBKM”, kami berharap dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di setiap wilayah Indonesia. Ada 18 program yang menjadi fokus SDGs Desa, salah satunya  Desa Ramah Perempuan.


Kelompok 61 KKN Tematik UPI ini menjadi salah satu kelompok yang mengangkat isu desa ramah perempuan dan melakukan kegiatan di beberapa kelurahan di kota Bandung, salah satunya adalah Kelurahan Margasari. Beranggotakan 9 orang yang merupakan kelompok kecil dari kelompok 61 dan berfokuskan di Kelurahan Margasari, kelompok ini menyelenggarakan sosialisasi pemberdayaan perempuan dengan tujuan para perempuan mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah sesuai dengan tema yang diangkat. Sosialisasi ini dilakukan kepada ibu-ibu dan anggota PKK di RW 02 dan RW 03, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung.

Pada Minggu (31/07) dan Rabu (03/08), Kelompok 61 mengadakan sosialisasi mengenai Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Organik menjadi Eco enzyme kepada ibu-ibu dan anggota PKK di RW 02 dan RW 03. Kegiatan ini dipandu oleh Rizqa dari Program Studi Pendidikan Bahasa Perancis dan Egitha dari Program Studi Teknologi Pendidikan.  Sedangkan pematerian disampaikan oleh Azarine dari Program Studi Pendidikan Tata Busana dan Aisyah dari Program Studi International Program on Science Education (IPSE). Tujuan diadakannya sosialisasi ini agar para penghuni rumah khususnya para istri dan ibu-ibu mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan limbah rumah tangga khususnya limbah organik menjadi Eco enzyme.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, jumlah sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton pada 2021. Berdasarkan sumbernya, rumah tangga menyumbang paling banyak terhadap sampah nasional. yakni 42,23%. Bedasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa masalah limbah rumah tangga merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia. Dilansir dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pembuangan limbah rumah tangga secara sembarangan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh limbah ini, yaitu penyakit diare, penyakit tifus, penyakit kolera, penyakit jamur, serta penyakit cacingan. 

Menurut Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya, terdapat 3 jenis limbah rumah tangga yang berbahaya bagi lingkungan. Yang pertama adalah limbah padat. Limbah padat ini meliputi sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang bisa terurai dengan sendirinya karena bisa membusuk misalnya sisa makanan, sayuran, buah – buahan, nasi, dan sebagainya. Sedangkan sampah anorganik adalah limbah yang tidak bisa atau sulit diuraikan oleh proses biologi misalnya plastik, kaca yang bersumber dari peralatan rumah tangga, alumunium, kaleng, styrofoam. 

Salah satu pemanfaatan sampah organik yang bisa dilakukan dengan praktis oleh istri dan ibu-ibu di rumah adalah dengan mengubahnya menjadi Eco enzyme. Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik. eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula, dan air. Berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. 

Ibu-ibu dan anggota PKK terlihat sangat aktif dan antusias dilihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi selama sosialisasi berlangsung. Dengan diadakannya sosialisasi ini, kelompok 61 berharap apa yang disampaikannya menjadi manfaat dan berdampak positif kepada Ibu-ibu dan anggota PKK yang hadir. Serta dapat mencapai dari tujuan yang kelompok 61 harapkan diawal sosialisasi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline