Lihat ke Halaman Asli

Aisyah nurul aini

Mahasiswa 23107030016 UIN SUNAN KALIJAGA

This is My Life: Berhenti Peduli Apa Kata Orang

Diperbarui: 12 Maret 2024   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik

Sering sekali kita menjadikan opini publik sebagai acuan untuk mengambil langkah awal. Padahal nyatanya, salah satu hal terbesar dalam menghambat kemajuan kita di berbagai bidang adalah dengan selalu berusaha untuk memuaskan semua orang. Yakni saat dimana kita terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap diri kita.

Ketika sudah terbiasa mendapatkan pujian ini dan itu, lalu tiba-tiba di campakkan dengan satu komentar negatif dari orang lain. Seketika kita tersadarkan bahwa memang dunia selama ini nggak seindah dengan apa yang kita bayangkan dan pada saat itu juga pandagan kita terhadap dunia sekejap berubah.

Kita mulai berpikir untuk memacu diri kita sendiri. Karena hidup kita bukan mereka yang menjalani. Apapun kata mereka, kita harus kembalikan kendali nya pada diri sediri. Jika orang bilang A, bilang B, bilang C it's okey.

Entah pendapat orang tentang diri kita itu mau bagus atau tidak. Kita harus ingat bahwa kita memang ngga selamanya bisa hidup hanya untuk memuaskan semua orang. Ketika kita melakukan untuk menyenangkan si A nanti si B nya nggak suka, lalu ketika kita coba untuk memuaskan si B, nanti gantian si C yang nggak suka. Begitu saja seterusnya.  

Apapun yang kita lakukan dan keputusan yang kita buat itu sudah pasti selalu ada konsekuensinya. Konsekuansi tentang disukai atau tidak disukai. Jadi, apapun keputusan yang kita pilh, sangat mustahil jika kita dapat memuaskan semua orang dan kita harus menerima akan hal itu.

Dari buku karya Seth godin yang berjudul "Tribes, we need you to lead us" menjelaskan bahwa justru terkadang ketika ada orang yang benci banget dengan kita atau ada yang suka banget dengan kita itu adalah suatu hal yang bagus. Kita perlu untuk mengapresiasi kebencian yang ada dari orang di sekitar supaya hal ini dapat membawa kita untuk lebih dekat dengan komunitas internal kita.

kita pun harus menyadari bahwa setiap dari kita adalah pencerita untuk diri nya sendiri. Semua kejadian yang ada di kehidupan kita itu tergantung dengan bagaimana cerita apa yang kita asosiasikan kepada diri sendiri. Segala hal yang terjadi di muka bumi itu netral. Semua berjalan sesuai dengan takdir nya masing-masing. Contoh ketika ada hujan, ya, yaudah hujan aja. Karena emang takdir yang udah tuhan tetapkan itu hujan pada saat itu. Tinggal bagaimana kita menyikapi hujan tersebut. Ketika kita mengaggap hujan sebagai penghalang untuk bermain badminton di sore hari bersama teman-teman maka dengan sendirinya kita akan kesal dengan apa yang telah tuhan takdirkan untuk kita saat itu. Tetapi, berbeda hal nya ketika kita berpikir dan menganggap bahwa adanya hujan dapat membuat kita untuk menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga, sehingga dengan di rumah dan menikmati suasana hujan di rumah. Maka suasana di rumah pun kini menjadi semakin hangat dan ternyata kita belum pernah merasakan kehangatan ini sebelumnya.

Nah, disini  cerita yang kita berikan kepada diri kita sendiri itu tergantung dengan orang lain berbicara apa. Sepuluh komentar positif orang lain terhadap kita nggak akan pernah membekas sedikitpun dalam diri kita ketika dibandingkan dengan satu komentar negatif yang bahkan hanya satu kata saja.

Komentar negatif inilah yang sesungguhnya akan ber-impact besar pada diri kita sendiri. Rasa kebahagiaan dalam diri kita itu tergantung dengan cerita apa yang kita beri kepada diri kita sendiri. Jadi, berhentilah untuk memilki rasa kepo. Kita nggak harus kepo dan  cari tahu orang-orang ngomong apa tentang diri kita. Jika mereka bilang hal yang positif, kita juga ngga mesti tahu seperti apa detailnya. Seperti apa mereka memuji kita dan begitu juga sebaliknya ketika ada orang yang nge-hate kita. Yaudah biarkan saja semua berjalan sebagaimana mestinya. Ketika di puji  ya bersyukur aja, tapi kalau dibilang jelek ya yaudah nggak apa-apa.

Masalah yang sering kita punya menurut Derren Brown di buku nya yang berjudul "Happy"adalah kita yang selalu kepo sama apa yang orang lain pengen tahu tentang kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline