Mahasiswa program studi Psikologi Universitas Andalas (UNAND) telah melaksanakan psikoedukasi tentang mitigasi bencana alam khususnya di nagari Sungai Pua yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Bencana yang terjadi di lokasi tersebut adalah bencana erupsi gunung merapi yang telah terjadi sejak tanggal 03 Desember 2023. Pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh pihak kampus dan bekerja sama dengan masyarakat sekitar.
Mahasiswa Psikologi melakukan observasi dan wawancara pada hari Rabu, 20 Desember 2023 kepada dua orang anak yang tinggal di kecamatan Sungai Pua. Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa saat gunung merapi mulai erupsi mereka sedang bermain di luar, mereka langsung berlarian ke rumah masing-masing dikarenakan mendengar letusan erupsi gunung merapi tersebut. Mereka juga merasakan getaran dari letusan gunung tersebut. Saat malam hari mereka mendengar suara kerikil yang jatuh ke atap rumah mereka dikarenakan erupsi gunung merapi tersebut. Hal tersebut membuat mereka merasa takut dan tidak berani untuk berlama-lama diluar rumah dan mereka hanya berani untuk main disekitar pekarangan rumah saja.
Berdasarkan hasil wawancara dari orang tua kedua anak tersebut didapatkan bahwa, orang tua merekalah yang melarang anak tersebut untuk tidak bermain di luar rumah. anak-anak tersebut menurut dikarenakan takut akan erupsi yang akan terjadi lagi. Orang tua mereka mengeluh selama erupsi ini dikarenakan anak mereka yang terus-terusan bermain handphone karena bosan tidak bisa bermain di luar. berdasarkan observasi yang dilakukan kelompok, pada saat itu masih terjadi hujan abu dari erupsi gunung merapi tetapi tidak separah hari-hari sebelumnya dan mulai berkurang saat kelompok pamit untuk balik kerumah masing-masing.
Setelah dilakukannya peninjauan dengan observasi dan juga wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa psikologi kepada anak dan orang tua yang berada di kecamatan Sungai Pua, kelompok menyusun kegiatan intervensi yang ditujukan kepada anak anak yang berada di Kecamatan Sungai Pua tepatnya anak anak yang berada di Jl. Masjid raya limo suku, gang koto malintang.
Metode program pelaksanaan intervensi yang diberikan oleh kelompok berupa psikoedukasi, Psikoedukasi adalah intervensi yang dapat dilakukan pada individu, keluarga, dan kelompok yang berfokus pada mendidik peserta tentang tantangan yang signifikan dalam hidup, membantu peserta mengembangkan sumber dukungan dan dukungan sosial dalam menghadapi tantangan tersebut, dan mengembangkan keterampilan koping untuk menghadapinya. tantangan.
Dalam psikoedukasi terdapat proses sosialisasi dan tukar pendapat bagi peserta dan narasumber sehingga memberikan kontribusi terhadap stigmatisasi gangguan psikologis yang berisiko menghambat pengobatan. Psikoedukasi dapat dilakukan di berbagai tempat di berbagai kelompok atau rumah tangga. Tindakan psikoedukasi memiliki media berupa catatan seperti poster, booklet, pamflet, Leaflet dan dalam bentuk eksplorasi seperlunya (Supratikya, 2011).
Metode psikoedukasi ini menggunakan materi mengenai Mitigasi Bencana Erupsi Gunung. Menurut Rachmawatie (dalam Anggaini dkk, 2023) menyatakan bahwa mitigasi bencana adalah suatu bentuk upaya pengurangan risiko bahaya bencana yang dilakukan oleh suatu instansi tertentu dengan menggunakan pembangunan fisik, peningkatan kesadaran akan pentingnya bahaya bencana, dan kemampuan menghadapi bencana.
Maka Dari itu kelompok memberikan psikoedukasi terkait dengan Mitigasi Bencana Erupsi Gunung untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bencana agar masyarakat terutama anak anak dapat mengantisipasi bencana alam terutama erupsi gunung berapi yang mungkin saja akan datang dimasa mendatang. Intervensi psikoedukasi mengenai Mitigasi Bencana Erupsi Gunung ini dilaksanakan di salah satu rumah warga dan dihadiri oleh beberapa anak yang berada disekitar lokasi Kecamatan Sungai Pua, untuk memudahkan pemberian psikoedukasi, kelompok menggunakan media pendukung yaitu berupa Leaflet yang berisi materi yang akan disampaikan oleh kelompok, dan juga bisa disimpan oleh anak-anak sebagai pegangan. Setelah pemberian materi selesai, pemateri memberikan beberapa pertanyaan kepada anak anak untuk melihat seberapa jauh anak anak memahami materi yang telah disampaikan, dan intervensi ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dan juga dokumentasi Bersama.
Oleh sebab itu pelaksanaan psikoedukasi kepada anak-anak ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta pengalaman dalam penanganan awal serta langkah-langkah dalam mengatasi erupsi gunung merapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H