Lihat ke Halaman Asli

Aisyah Karimah

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kondisi Pendidikan Anak di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 12 November 2021   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kondisi Pendidikan Anak di Masa Pandemi Covid-19

Sejak adanya Pandemi Covid-19 yang hadir di dunia ini semua aktivitas menjadi kurang efektif, hingga saat ini Pandemi Covid-19 pun tak kunjung berakhir. Tanpa terkecuali dari dunia perekonomian hingga dunia pendidikan pun terhambat. Karena semua merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini sehingga banyak kebijakan yang diperbarui demi menghidupkan sistem yang ada.

Begitu pun pada pendidikan anak di Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Demi mempertahankan kualitas pendidikan anak di Indonesia, pemerintah mengupayakan berbagai hal demi melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media daring. 

Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tidak tatap muka secara langsung yang mana guru dan murid melakukan pembelajaran menggunakan jaringan internet. Karena kondisi seperti ini mulai dari tingkat TK hingga jenjang kuliah semua mengalami peroses pembelajaran yang sama.

Hingga pada akhirnya timbullah kendala yang di alami di setiap kondisi, orang yang belum memiliki gadget harus membeli terlebih dahulu karena gadget menjadi sebuah alat yang penting saat ini, kemudian murid yang belum terbiasa memakai gadget pun memiliki kendala yakni belum terbiasa menggunakan gadget sehingga bertanya kepada orang yang lebih paham dan juga sinyal yang kurang stabil di berbagai tempat dan kondisi.

Pada dasarnya anak-anak yang sedang menggunakan gadget harus ditemani orang tua untuk dapat memantau kegiatan yang dilakukan anak-anak. 

Namun, nyatanya tidak semua orang tua yang mengerti cara menggunakan gadget itu sendiri, dengan begitu hal tersebut akan menghambat keaktifan murid dalam proses pembelajaran secara daring. Meskipun begitu, ada juga sebagian orang tua yang membantu tugas atau kegiatan belajar anak pada saat pembelajaran daring, sehingga anak menjadi kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Walau bagaimanapun pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Dengan melakukan pembelajaran daring, murid akan mengalami kurangnya interaksi fisik antara guru dan murid, terlebih kepada murid yang masih TK dan SD yang masih membutuhkan interaksi secara langsung dalam proses mengenal lingkungan di sekitarnya. 

Sering terjadi murid mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas yang belum mendapatkan penjelasan terlebih dahulu oleh guru. Murid akan merasakan dituntut untuk mengerjakan tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu yang mana hal tersebut akan mengurangi rasa semangat dalam mengerjakan tugas.

Terkadang tugas yang diberikan guru kepada murid tidak mencukupi waktu yang ada, waktu yang diberikan terlalu sempit untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena murid membutuhkan waktu lebih untuk mengulang dan memahami materi terlebih dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Peran seorang guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja, melainkan guru juga berperan untuk mendidik pembentukan karakter dan juga akhlak muridnya. Kurangnya interaksi pada sistem pembelajaran daring dapat juga memberikan dampak kurangnya internalisasi nilai-nilai karakter yang seharusnya didapatkan murid oleh gurunya di sekolah. Maka dari itu, dari hadirnya pandemi Covid-19 maupun hal tersebut tidak boleh membuat guru dan murid menjadi patah semangat dalam menuntut ilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline