Lihat ke Halaman Asli

Aku Harus Terbiasa

Diperbarui: 11 November 2015   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

CERITA LAMA...

Aku tidak mengerti, ketika kita sama-sama tak lagi mengenali, padahal jelas saja ini bukan yang pertama kali. Aku takut, ketika hatiku yang beberapa hari lalu masih mekar kini mengerucut, berkabut. Tentu saja, sampai saat ini akalku masih belum bisa menerima, fikiranku masih saja menyangkal bahwa ini adalah nyata. SAYANG, aku masih ingat ketika kau menyebutku dengan panggilan itu. Aku masih mengenalmu dengan dirimu yang dulu, yang nyatanya tak ingin kembali ke masa itu.

Sayang,aku masih ingat pertama kali kita berbicara,waktu itu kita tak saling mengenal. Kau tau, aku sulit untuk bertemu yang baru. Kita duduk bersebelahan, kau ingat? Aku tidak menyukai sikapmu yang pengganggu. Dan esoknya kau masih saja berada di sebelahku. Tentu saja itu sudah sangat lama. Sekitar 9 tahun lalu ya aku tau kau mengingatnya,hanya saja kau tidak ingin memikirkannya kembali. Semenjak saat itu kita berteman, teman masa kecil yang tidak begitu akrab juga. Dan kau menghilang,yang kutahu kau pasti akan datang.

Kau datang, seperti yang ku bayangkan, cukup lama, sekitar tiga tahun lalu setelah tidak berkabar, saat itu kita sudah mulai remaja, bukan? Namun kau masih saja menjadi pengganggu. Lalu mengapa aku suka diganggu? Aku ingat saat pertama kalinya menulis surat cinta. Ingat pertama kalinya kau bernyanyi lewat telepon, saat pembicaraan kita yang tak tau kemana arahanya.saat itu aku menjadi senang karena ada seorang teman yang membuat aku tertawa. Kau masih ingat lagunya? Tentu saja bukan hal yang penting,maku tau. Kamu menghilang lagi. Entah berapa lama kita bertemu lagi di suatu acara, waktunya aku sedikit lupa. Aku tidak meyangka kita bertemu di acara yang sama. Sudahlah intinya sejak saat itu kita kembali berhubungan. Seperti biasanya kau pergi dan kembali tanpa basa basi. Kau berbagi kisahmu, begitu pula aku. Seharusnya aku sudah jauh mengenalmu, nyatanya mengertimu saja aku tidak tau.

Dan pertemuan baru lagi di pinggir pasar, kita baru saja membahasnya kemarin di botol saus, katamu. Pertemuan sederhana yang membawaku ke dunia baru. Aku rindu kenangan yang selalu membuatku tergantung. Membawaku ke zona nyaman lalu tak mampu melepasnya, tetapi jelas saja hati itu bukan hakku lagi. Kau benar, aku hanya belum terbiasa. Aku hanya perlu mengembalikan keadaan saat kita bukanlah apa2 .Setidaknya aku tidak perlu khawatir karena kita akan baik2 saja meskipun kita tak lagi sama.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline