Lihat ke Halaman Asli

Nasionalisme di Era Revolusi Industri 4.0: Tantangan bagi Mahasiswa

Diperbarui: 19 Mei 2024   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Era Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut dengan cyber physical system, manusia dituntut untuk menjadi lebih adaptif, berpengetahuan luas, dan memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0. Dimulai pada abad ke-21 yang ditandai dengan perluasan teknologi digital, adanya kemajuan dari komputerisasi data, smartphone, internet, kecerdasan buatan, robotisasi, dan sebagainya. 

Perkembangan teknologi digital memiliki peluang untuk berkembang karena beberapa hal, antara lain: teknologi informasi berkembang dengan cepat sebagai faktor utama, akses internet menjadi lebih mudah, proses inovasi sosial berjalan mulus, setiap wilayah memiliki potensi budaya lokal yang unik dan keterbukaan masyarakat terhadap budaya modern, terdapat sumber pengetahuan seperti banyak kampus yang menjadi sumber tenaga kerja berkualitas tinggi. Sektor kreatif digital yang unik dihasilkan dari kombinasi elemen estetik dan teknologi yang dihasilkan oleh kombinasi berbagai faktor di atas.

Sehingga, selama abad ke-21 banyak fase perubahan yang muncul di Indonesia. 

Termasuk perubahan dalam nasionalisme, salah satunya orang Indonesia dapat dengan mudah mengenali budaya lain dan bahkan menjadikannya sebagai pengaruh. 

Nasionalisme adalah istilah yang mengacu pada rasa cinta dan identitas terhadap negara asal serta kepedulian terhadap kemakmuran bangsa dan budaya lokal di tengah pergeseran globalisasi. Meskipun generasi muda memainkan peran penting dalam membangun masa depan bangsa, mereka menghadapi tantangan baru di tengah revolusi industri 4.0 ini yang dapat mempengaruhi pandangan mereka tentang bangsa dan identitas mereka. Pertama dan terpenting, kemajuan teknologi digital dan kemudahan akses ke informasi telah memberikan akses yang luas kepada generasi muda untuk memiliki pengaruh global. Melalui internet, media sosial, dan platform digital lainnya, mereka dapat terhubung dengan budaya, prinsip, dan tren dari berbagai belahan dunia. Akibatnya, dalam era globalisasi saat ini, identitas nasional semakin mudah dilupakan atau diabaikan. kedua, perubahan yang terjadi di tempat kerja juga dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0. Robotisasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan telah mengubah dunia kerja konvensional. Generasi muda menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Kesetiaan dan kepedulian terhadap negara dapat menjadi tidak relevan saat mencari peluang kerja dan sektor ekonomi yang lebih luas.

Nasionalisme memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah :

Meningkatkan rasa bangga dan cinta kepada negara,

Sebuah upaya dalam meminimalisir ekstrimisme, terorisme, maupun tuntutan berlebih masyarakat terhadap pemerintah,

Menciptakan lingkungan yang rukun dan harmonis bagi setiap warga masyarakat,

Meminimalisir masuknya paham ataupun ideologi yang dapat merusak moral bangsa,

Merupakan upaya untuk melindungi negara dan tanah air dari serangan musuh, baik musuh dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline