Lihat ke Halaman Asli

Aisyah Dzakia

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Kepribadian Ekstrovert-Introvert Menurut Carl Gustav Jung

Diperbarui: 9 Desember 2023   00:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepibadian atau dalam bahasa inggrisnya personality, diambil dari kata persona dari bahasa latin yang artinya topeng. Awalnya kata persona digunakan untuk menggambarkan alat yang dipakai saat memainkan peran pentas seni untuk, topeng yang biasanya dipakai oleh para aktor untuk memainkan peran mereka di suatu pentas seni tersebut. 

Namun lambat laun, pengertian persona atau topeng ini berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Masyarakat menggunakan kata persona untuk menunjukkan jati diri seorang individu saat pertama kali bertemu orang baru. 

Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian merupakan konstruksi yang mampu berubah atau bergerak dalam diri seorang individu tentang sistem psikofisik yang berfungsi menentukan penyesuaian yang sesuai dalam suatu lingkungan. Kepribadian berfungsi sebagai sebagai hal yang berfokus pada tingkat laku manusia yang berusaha menyesuaikan diri dalam lingkungan. Pembahasan psikologi kepribadian tidak akan jauh dari membahas manusia dan perilakunya.

Scuhltz & Schultz membagi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian individu sesuai dengan definisi kepribadian, yaitu: 1. Faktor genetik: kepribadian dapat berubah sepenuhnya sesuai dengan kode genetic individu, 2. Faktor lingkungan: lingkungan beserta isinya seperti sofat individu di dalamnya dapat berpengaruh kuat pada kepribadian, 3. Faktor belajar: semua fase kepribadian dapat diubah melalui proses pembelajaran, 4. Fase pengasuhan orang tua: setiap orag tua memiliki pola asuh yang berbeda, pola asuh dapat mengubah kepribadian seorang individu dengan mudah. Pola asuh yang baik akan menjadikan individu seseorang yang penuh kebaikan, begitu juga sebaliknya.  5. Faktor perkembangan: perasaan, rencana, dan tujuan, hal-hal yang berubah sepanjang kehidupan sebagai hasil dari bermacam-macam pengaruh, 6. Faktor kesadaran: semua teori kepribadian menejelaskan proses kesadaran baik itu secara eksplisit maupun implisit, 7. Faktor ketidaksadaran: berasal dari teori Sigmund Freud yang engungkapkan materi ketidaksadaran dimana merupakan tempat tergelap bagi seorang individu.

Carl Gustav Jung merupakan tokoh psikologi kepribadian yang berasal negara Swiss, Jung lahir pada tahun 1975. Jung melanjutkan pendidikannya di Universitas Basel dan mengambil bagian medis dalam spesifikasi psikiatri. Pandangan Jung sebenarnya tidak bisa dipisahkan dari pandangan Freud, Frued merupakan orang yang sangat berpengaruh pada sudut pandang Jung tentang alam bawah sadar manusia. Namun, Jung memiliki pandangan lain setelah cukup lama bekerjasama dengan Freud, yang membuat Jung memisahkan diri dari teori Freud. 

Jung tidak setuju dengan pernyataan Freud tentang pemenuhan hasrat seksualitas dan Jung menganggap itu terlalu berat. Menurut Jung manusia memiliki dua sisi kepribadian dalam dirinya, yaitu sisi dominan dan sisi submisif. Sisi dominan adalah sisi manusia yang selalu ditampakkan manusia selama dia hidup. Jung meyakini bahwa manusia tidak memiliki kesempurnaan yang abadi, karena itu setiap individu memiliki sisi ekrovert dan sisi introvert yang ditampilakn di waktu-waktu tertentu.

Jung mengungkapkan tingkatan kepribadian yang berdasarkan tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia. Kesadaran merupakan suatu hal yang dapat dirasakan secara langsung oleh pusat kesadaran utuh atau ego. Jung menganggap bahwa kesadaran ini hanya sebagian kecil dari teori kepribadiannya. Ketidaksadaran personal merupakan suatu pengalam yang terluapakan oleh individu. Dan ketidaksadarann kolektif yang berarti ketidaksadaran yang sudah menumpuk dari sejak individu itu memulai hidupnya, yang mana ketidaksadaran ini yakni diperoleh generasi yang telah lalu. Ketidaksadaran kolektif ini berkaitan dengan emosi, pikiran, dan tindakan seseorang, ketidaksadaran ini diyakini terdiri dari:

  • Persona: kepribadian yang ditunjukkan individu kepada lingkungannya sebagai topeng.
  • Bayangan (Shadow): hal-hal yang disembunyikan oleh individu dan tidak ditunjukkan secara terbuka kepada lingkungannya.
  • Anima: sisi feminism pada laki-laki yang dapat membawanya pada hal-hal yang berbau kewanitaan
  • Animus: sisi maskulin pada perempuan. Animus ini memperngaruhi pola piker perempuan tersebut

Menurut Matthew tentang teori ini adalah teori ini berkaitan erat dengan sikap jiwa. Sikap jiwa merupakan wujud berupa perilaku atau sifat seorang individu yang memusat pada dalam maupun luar dirinya. Sikap jiwa dibagi menjadi dua yaitu ekstrovert dan introvert. Ekstrovert adalah sifat dan perilaku individu yang memusat pada keterbukaan sementara introvert yang memusat pada ketertutupan. Biasanya seorang individu cenderung menunjukkan salah satu diantara dua sikap jiwa tersebut, tetapi ada bebera juga yang memiliki gabungan keduanya. Sikap jiwa yang dimiliki oleh individu memiliki fungsnya masing-masing. Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi jiwa yang terbagi menjadi empat, dua fungsi rasional dan dua fungsi irasional. Menurut Feist dan J. Feist pada tahun 2006:

  • Pikkran: suatu aktivitas yang mengacu pada aktivitas intelektual.
  • Perasaan: sesuatu yang berfungsi guna menentukan atau mendeskripsikan kilas balik suatu kejadian.
  • Pendria: fungsi jiwa yang meneriman stimulus dari luar dan menjadikannya kesadaran perseptual.
  • Intuisi: yang berfungsi sebagai alat untuk mengembalikan kesadaran terhadap hal jauh berada dalam ketidaksadaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline