Lihat ke Halaman Asli

Aisyah AziszahAmantri

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangan Psikomotorik Anak Didik

Diperbarui: 26 Oktober 2024   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam psikologi pendidikan, istilah pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang berbeda namun saling terkait. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, atau perkembangan struktur otot. Biasanya, pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif dan cenderung mengikuti pola yang dapat diprediksi, contohnya pada anak-anak yang secara alami akan mengalami pertambahan tinggi badan dan berat badan sesuai dengan usia mereka. Sementara itu, perkembangan mengacu pada perubahan yang lebih kompleks, meliputi aspek emosional, kognitif, sosial, dan moral. Perkembangan tidak hanya terlihat dari perubahan fisik, tetapi juga dari kemampuan berpikir, berinteraksi dengan lingkungan, dan memahami konsep abstrak. Berbeda dengan pertumbuhan yang lebih mudah diamati secara fisik, perkembangan lebih sulit diukur dan lebih berfokus pada peningkatan kualitas kemampuan seseorang.

Perkembangan psikomotorik adalah bagian dari perkembangan yang berfokus pada kemampuan fisik dan keterampilan motorik anak. Hal ini meliputi gerakan kasar (seperti berjalan dan berlari) serta gerakan halus (seperti menulis, menggambar, dan menggunting). Kemampuan ini berperan besar dalam mendukung kegiatan belajar-mengajar, terutama di usia-usia awal pendidikan, di mana anak-anak belajar melalui gerakan dan interaksi fisik dengan lingkungannya.

Jean Piaget, seorang psikolog terkenal dalam perkembangan anak, mengemukakan bahwa perkembangan psikomotorik pada anak sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya. Dengan kata lain, seiring anak mampu mengontrol gerakan tubuhnya, mereka juga akan belajar mengontrol pikiran dan emosi. Contohnya, seorang anak yang sudah mampu mengkoordinasikan gerakan tangannya dengan baik akan lebih mudah dalam belajar menulis dan menggambar, yang pada akhirnya berdampak positif pada kemampuan akademisnya. Selain itu, perkembangan psikomotorik anak juga sering kali dipengaruhi oleh stimulasi atau rangsangan yang diberikan di lingkungan sekitarnya. Misalnya, anak yang sering diajak bermain di luar ruangan dan melakukan aktivitas fisik cenderung memiliki perkembangan psikomotorik yang lebih baik dibandingkan anak yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan aktivitas pasif.

Di dalam dunia pendidikan, ketiga aspek ini saling mendukung. Pertumbuhan memberikan dasar bagi perkembangan fisik yang memungkinkan anak untuk melakukan aktivitas belajar dengan lebih optimal. Perkembangan membentuk cara berpikir, emosi, dan kepribadian yang penting dalam interaksi sosial dan proses belajar, sedangkan perkembangan psikomotorik memfasilitasi keterampilan fisik yang diperlukan dalam belajar, seperti menulis, melukis, atau berolahraga. Guru dan orang tua memiliki peran penting dalam mendukung proses ini dengan memberikan lingkungan yang sehat dan stimulatif. Misalnya, dengan memberikan kegiatan belajar yang melibatkan aspek fisik dan mental secara seimbang, anak-anak dapat merangsang semua aspek perkembangan mereka. Di TK, misalnya, anak-anak yang diajak bermain balok, menggambar, dan bernyanyi, tidak hanya mengalami perkembangan psikomotorik tetapi juga kognitif dan sosial. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline