Pemasaran politik dari salah satu capres - cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terlihat menarik untuk dibicarakan. Pasalnya, paslon dengan nomer urut 2 tersebut terkenal dengan label "gemoy" nya. Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Prabowo terkenal dengan sifatnya sebagai Mentri Pertahanan yang tegas dan terlihat ditakuti oleh banyak orang. Selain itu, semangat Prabowo untuk memimpin Indonesia dapat diacungi jempol sebab, Prabowo pantang mundur untuk mencalonkan diri sebagai presiden sebanyak 3 kali dalam pemilu di Indonesia. Namun, pada kali ini menjadi momen yang berbeda, karena Prabowo memilih Gibran sebagai wakil presiden yang akan mendampingi dan membantu jika nantinya terpilih menjadi Presiden 2024.
Terdapat beberapa kemungkinan Prabowo memilih Gibran menjadi wakilnya salah satunya yakni, Prabowo menyadari bahwa ia membutuhkan seseorang yang berbeda dari orang-orang yang biasa dalam ruang lingkupnya. Jika capres yang lain memilih cawapres dengan umur yang setara itu adalah hal yang sudah biasa, akan tetapi berbeda dengan Prabowo yang memilih Gibran dengan pertimbangan jumlah pemilih lebih dari 50% adalah anak muda. Memilih Gibran menjadi keputusan yang tepat karena Gibran mampu membantu Prabowo dalam mendulang suara melalui generasi muda. Marketing politik dari Gibran pun tak kalah menarik, sebelumnya Gibran terkenal di dunia politik menjadi Walikota Solo dan sebagai pengusaha sukses. Putra sulung dari Presiden Jokowi ini mewakili generasi muda Indonesia yang semakin terlibat dalam dunia politik, keterlibatannya dan strategi pemasaran politik yang sangat menarik perhatian khususnya di kalangan anak muda yang seringkali menjadi kekuatan penggerak dalam dinamika politik. Selain itu, Gibran melalui marketing politiknya membagikan gantungan kunci berbagai macam anime anak-anak dengan gambar muka Gibran. Hal ini, tentu saja cepat menarik perhatian Masyarakat terutama ibu-ibu dan anak muda,
Target audience Prabowo-Gibran adalah Masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak muda atau gen-z. Tahun 2024 pemilih di Indonesia sebanyak 55% di dominasi oleh generasi muda. Paslon nomer urut 2 tersebut menggunakan berbagai strategi pemasaran politik kontemporer untuk memperkuat citra politiknya dan meningkatkan popularitas di mata publik, termasuk kegiatan sosial, kampanye online, dan media sosial seperti Twitter dan Tiktok. Gibran seringkali aktif di media sosial seperti twitter untuk sekedar membalas komentar netizen dengan tujuan agar menarik perhatian Masyarakat dan memperoleh dukungan. Pendekatan ini sangat menarik karena menunjukkan adaptasi trend baru dalam pemasaran politik. Bahkan beberapa kalangan artis hingga selebgram seperti Raffi Ahmad, Andre Taulani, Ria Ricis, Dara Arafah ikut serta dalam kampanye Prabowo-Gibran.
Para pendukung paslon 2 menunjukkan ciri khasnya dengan nuansa biru dan joget gemoy. Sementara itu, dari Partai Gerindra juga turut andil aktif di berbagai media sosial dengan cara mereka kerap sekali mengomentari dan menanggapi komentar netizen Indonesia, sama halnya mereka mempromosikan calon kandidat tersebut melalui beberapa media sosial. Selain itu, tak tertinggal ajudan Prabowo, Mayor Teddy juga menjadi salah satu pemasaran politik yang cepat menarik perhatian karena para generasi muda terutama Perempuan tampaknya tergila-gila dengan ketampanan dari Mayor Teddy.
Pesan utama kampanye Prabowo Gibran dalam pemasaran politik di media adalah transformasi citra yang menggemaskan. Prabowo dalam dua kontestasi pilpres ke belakang menampilkan citra personal yang maskulin seperti, nasionalis, kuat, dan tegas. Namun, sekarang ia mengubah citranya menjadi sosok yang terkesan humanis, santai, tidak emosional, dan tentu menggemaskan. Prabowo mengubah tampilan demikian dengan sering berjoget ria di muka umum, bicara lebih tenang, tidak menyerang lawan politik, dan acapkali melucu di depan public. Kesan dari perubahan citra ini memang cukup berpengaruh signifikan terhadap persepsi publik terhadap Prabowo-Gibran.
Selain itu, Prabowo dan Gibran terlibat dalam serangkaian kegiatan seperti pertemuan dengan masyarakat, pidato, acara kampanye, dan kegiatan lainnya untuk memperkenalkan visi dan program mereka kepada pemilih. Kedua, aktif diberbagai media sosial, seperti TikTok, Instagram, hingga Twitter, untuk mempromosikan calon kandidat tersebut. Kemampuan membuat narasi negatif dari pihak lawan menjadi sesuatu yang lucu dan positif adalah bentuk kesuksesan Prabowo-Gibran dalam pemasaran politik. Hal ini disebabkan oleh sikap yang selalu mengingatkan tim dan pendukungnya untuk tidak menjelek-jelekan pihak lain atau membalas serangan. Dari segi hasil pemilihan, Prabowo-Gibran berhasil unggul dari Anies-Muhaimin dalam Quick Count. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan Prabowo-Gibran dalam memenangkan suara anak muda, yang merupakan target audience utama mereka. Dapat disimpulkan bahwa pemasaran politik Prabowo-Gibran mengacu pada perubahan citra, interaksi dengan masyarakat, dan penggunaan media sosial. Kesuksesannya terlihat dalam persepsi publik, interaksi dengan pendukung, dan hasil pemilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H