Lihat ke Halaman Asli

Lambaian Tangan Wanita 41 Tahun

Diperbarui: 8 Januari 2016   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

terik matahari dipelabuhan tolitoli begitu panas membakar kulit. sedikitpun tidak mengusik ketenangan wanita 41 tahun yang berdiri bersama seorang gadis muda berwajah manis ditepi pelabuhan. meski permukaan kulitnya memerah diterpa ganasnya sinar matahari, wanita itu tetap tidak bergeming dari tempatnya. tatapanya lembut menyaksikan kapal yang sedang bergerak menjauhi pelabuhan.

 

Nampak perempuan itu melambaikan tangan kearah kapal. diwajahnya merekah senyuman indah, melukiskan sebuah harapan besar yang dititipkannya pada si sulung yang akan berangkat mengarungi lautan luas menuju pulau impian.

 

si sulung berurbanisasai ke sarang pengangguran korban kekejaman kota. ia pergi mengadu nasib ditempat asing yang penuh kesibukan manusia-manusia bermoral serigala, dimana yang besar memakan yang kecil, yang kuat memeras yang lemah, yang kaya menindas yang miskin, dan yang pintar membodohi yang bodoh.

 

meski manusia-manusia disana mengerti tujuan pokok hidup ini adalah hidup sebagai manusia dan berperikemanusiaan. tapi dunia perkotaan yang keras memaksa mereka tidak tahan mekakukan kewajiban sebagai manusia yang berperikemanusian. merka menjelma jadi binatang paling kejam yang saling memangsa.

 

berbekal gelar sarjana pendidikan dibelakang nama aslinya si sulung berangkat denagan harapan dapat memperbaiki nasib ditempat yang dihijrahinya. ia meninggalkan tanah moyang yang menjadi saksi kelahirannya, desa dimana ia dibesarkan dengan tetesan keringat dan darah. mungkinkah ia lupa apa yang masuk dalam perutnya, yang menyusun setiap jaringan tubuhnya adalah hasil dari kebun bapak. kalau saja dia tetep disini, mungkin ilmu hasil pergulatannya dengan dunia kampus yang begitu banyak menghabiskan uang bapak dapat membantu pembangunan daerah.

 

terik matahari makin panas dan tersa sangat menyiksa, kapal pun sudah jauh meninggalkan pelabuhan namun wanita 41 tahun itu masih tetap berdiri ditempatnya memandang jauh mengiringi keberangkatan kapal yang membawa si sulung. gadis muda yang sedari tadi nampak kepanasan dengan hati-hati merengkuh lengan wanita itu. mereka berjalan bergandengan meninggalkan pelabuhan.

 

wanita 41 tahun adalah ibuku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline