Sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, saya berkesempatan mengikuti pelatihan soft skill di Rumah Kearifan. Pelatihan ini tidak hanya bermanfaat dalam dunia pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh founder Rumah Kearifan, Bapak Muqawwim dan Ibu Ziadatul Husna. Melalui pelatihan ini, saya memahami pentingnya pengembangan soft skill dalam membentuk karakter yang lebih baik.
Apa itu Soft Skill?
Soft skill mencakup kemampuan pribadi dan interpersonal yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Keterampilan ini mencakup banyak aspek, seperti komunikasi, kerjasama tim, kepemimpinan, empati, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi. Dalam dunia yang semakin kompetitif, memiliki soft skill yang baik adalah kunci kesuksesan dalam berkarir dan menjalin hubungan sosial yang harmonis.
Pelajaran yang Diperoleh dari Rumah Kearifan
Melalui pelatihan ini, tentunya saya belajar banyak hal yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia profesional. Beberapa pembelajaran penting yang didapatkan adalah:
1. Tujuan Hidup yang jelas
Melalui pelatihan ini, saya diajarkan bahwa setiap individu perlu memiliki tujuan hidup yang jelas dan terarah. Dengan tujuan yang terstruktur, kita dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan memiliki arah hidup yang konsisten. Dalam menjalani kehidupan, tentu tidak semuanya akan berjalan mulus. Namun, penting untuk menyempatkan waktu (time to reflect) untuk bisa merefleksikan setiap momen yang telah dilalui. Dengan refleksi ini, tentu dapat diambil berbagai inspirasi, nilai, atau hikmah dari setiap pengalaman yang telah dihadapi. Sebagaimana yang diketahui bahwasanya, setiap manusia itu dianugerahi akal oleh Allah untuk bisa membuat pilihan terbaik dalam hidup, agar langkah-langkah yang diambil selalu menuju kebaikan dan kesuksesan.
2. Menghargai Orang Lain Tanpa Merasa Lebih dari Mereka
Kunci utama dalam membangun hubungan yang sehat adalah saling menghargai. Menghargai orang lain berarti menghormati mereka tanpa merasa lebih tinggi atau menggurui. Setiap individu memiliki keunikan dan nilai yang patut dihargai. Tentunya ini merupakan suatu upaya dalam menciptakan suasana saling mendukung dan terbuka, yang merupakan fondasi bagi hubungan yang baik dan harmonis. Dalam setiap interaksi, penting untuk menjaga kerendahan hati, karena kita semua memiliki perjalanan dan pengalaman yang berbeda.
3. Menjadi Pendengar yang Aktif
Kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian adalah keterampilan yang penting. Sebagai pendengar aktif, kita dapat lebih memahami pesan yang disampaikan dan memberikan respons yang lebih bermakna. Menjadi pendengar yang aktif berarti kita tidak hanya mendengarkan kata-kata, tetapi juga menguatkan dan membiarkan seseorang mengekspresikan apa yang sedang dirasakannya. Pendengar aktif bersikap antusias, fokus, dan empatik, serta mampu menjaga rahasia dengan penuh tanggung jawab. Sebagai pendengar yang baik, kita juga harus menghindari sikap menghakimi, menyela pembicaraan, menyepelekan, atau menuduh. Dengan mendengarkan secara aktif, kita menciptakan ruang bagi orang lain untuk merasa dihargai dan dipahami.
4. Kemampuan untuk Beradaptasi
Melalui kegiatan pengurutan nama awal, saya diajarkan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Di tengah dunia yang serba cepat berubah ini, kemampuan untuk beradaptasi menjadi keterampilan yang sangat penting dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Saya belajar bahwa menyesuaikan diri dari berbagai situasi yang ada merupakan suatu hal yang penting, baik dalam konteks sosial maupun profesional. Saya belajar untuk lebih mudah berbaur, berinteraksi, dan bekerja sama dengan orang lain tanpa ada jarak, sehingga menciptakan keharmonisan dalam setiap hubungan dan lingkungan baik di perkuliahan maupun kelak di lingkungan pekerjaan.
5. Kebersamaan yang Menguatkan
Pelatihan ini mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam salah satu momen pelatihan, diberikan kesempatan untuk saling bertukar cerita. Namun, ini bukanlah ajang untuk beradu nasib, tetapi moment untuk saling menguatkan dan memberikan dukungan. Hal ini mengajarkan saya bahwa di balik sosok yang tampak tangguh, sering kali tersembunyi beribu cerita dan perjuangan. Kebersamaan ini menciptakan rasa empati dan ikatan yang lebih kuat antar sesama, yang memotivasi kita untuk terus maju bersama.