Lihat ke Halaman Asli

aisumarni125

Guru Kelas / SDN 012 Surya Indah

Optimalkan Kompetensi Guru, Sukses UjiKom Tanpa Beban

Diperbarui: 6 Desember 2024   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak sedikit guru di Indonesia mengeluhkan kesulitan mengikuti Uji Kompetensi (UjiKom). Memang, proses kenaikan pangkat (KP) dan jabatan saat ini terasa lebih kompleks dengan adanya syarat tambahan seperti UjiKom dan sistem kuota. Mulai dari proses pendaftaran yang serba digital hingga pengerjaan soal melalui komputer, tantangan ini terkadang membuat mereka merasa tidak nyaman, bahkan malas untuk melanjutkan proses. Namun, hal ini sebenarnya bisa dipandang sebagai peluang untuk lebih meningkatkan kompetensi diri serta memberikan kontribusi terbaik di tempat kerja. Dan apa langkah terbaik untuk menyikapi situasi ini?

Mari kita bahas dengan santai, tapi tetap serius.

Memahami Apa Itu UjiKom?

UjiKom adalah proses evaluasi yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana seseorang memenuhi kriteria profesional yang ditetapkan oleh lembaga terkait. Bagi guru atau pegawai negeri, UjiKom sering dikaitkan dengan kenaikan pangkat atau jabatan. Pelaksanaan UjiKom melibatkan beberapa aspek, seperti:

  • Tes Teori: Menguji pemahaman terkait bidang keahlian.
  • Tes Praktik: Mengukur keterampilan melalui simulasi kerja nyata.
  • Wawancara atau Observasi: Mendalami pengalaman kerja dan pemahaman konsep.

Kenapa UjiKom Jadi Beban?

UjiKom menjadi salah satu syarat utama dalam proses kenaikan pangkat. Kendati demikian, tidak semua guru merasa siap menghadapi ujian ini, baik dari segi materi maupun teknis pelaksanaan. Guru yang belum familiar dengan teknologi juga menghadapi tantangan tambahan, terutama jika ujian dilakukan secara daring.

Keluhan tentang UjiKom biasanya muncul dari beberapa hal:

  1. Teknologi yang Membingungkan
    Banyak guru yang masih belum terbiasa menggunakan aplikasi digital untuk pendaftaran atau mengerjakan soal. Ketika prosesnya ribet, wajar jika mereka merasa frustasi.
  2. Beban Administrasi yang Berat
    Mengumpulkan dokumen, mengisi data, dan memastikan semua persyaratan lengkap adalah tugas yang menyita waktu dan energi, terutama bagi guru yang sudah sibuk dengan tanggung jawab mengajar. Beberapa guru kurang memahami tentang format dan tata cara penyusunan laporan atau dokumen pengajuan.
  3. Rasa Takut Gagal
    Ketika mendengar cerita tentang sulitnya soal UjiKom atau pengalaman rekan yang gagal, banyak guru kehilangan kepercayaan diri. Ketakutan ini sering jadi alasan utama enggan mengikuti ujian. Sebagian besar guru menganggap materi UjiKom sangat sulit terutama bagi mereka yang sudah lama tidak mengikuti ujian.
  4. Minimnya Dukungan dan Mutasi 

Tidak semua sekolah memberikan dukungan berupa pelatihan, workshop, atau bimbingan terkait kenaikan pangkat. Motivasi beberapa guru yang rendah yang merasa proses kenaikan pangkat terlalu rumit dan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

Solusi Mengatasi Tantangan UjiKom

1. Pelatihan Teknologi untuk Guru
Banyak guru mengalami kesulitan karena kurangnya kemampuan digital. Pemerintah atau dinas pendidikan seharusnya menyediakan pelatihan intensif tentang penggunaan aplikasi pendaftaran dan komputer. Namun, banyak lembaga menawarkan pelatihan khusus UjiKom. Program ini membantu Anda memahami bentuk soal, teknik menjawab, hingga tips menghadapi ujian.

Tips: Mulailah belajar teknologi dari hal-hal sederhana. Minta bantuan rekan atau keluarga yang lebih paham teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline