Menurut pedoman penyelenggara peringatan hari pahlawan tahun 2024 yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial RI, tanggal 10 November dijadikan hari pahlawan sebagai kenangan akan pertempuran besar antara tentara Indonesia dan pasukan Inggris pada 10 November 1945. Pada waktu tersebut, situasi di Indonesia masih belum mantap setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Peristiwa dimulai ketika bekas tawanan Jepang yang didukung oleh pasukan Sekutu, masuk ke Hotel Yamato di Surabaya. Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Victor W Charles Ploegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru tanpa izin yang memicu kemarahan warga Surabaya karena dianggap menghina kemerdekaan Indonesia. Pemuda setempat melihat tindakan ini sebagai simbol keinginan Belanda untuk kembali berkuasa. Residen Sudirman, bersama Sidik dan Hariyono, mencoba mengadakan negosiasi dengan Ploegman agar bendera itu diturunkan.
Meskipun diminta, namun Sudirman menolaknya. Ploegman bahkan mengancam Sudirman dengan pistol, menyebabkan bentrokan di lobi hotel. Sidik berhasil membunuh Ploegman, tetapi akhirnya ia tewas ditembak tentara Belanda. Kerusuhan ini menyebabkan banyak orang berkumpul untuk mendukung Sudirman dalam penurunan bendera. Beberapa pemuda berhasil mendaki Hotel Yamato dan menurunkan bendera Belanda, merobek bagian biru dan mengibarkan Merah Putih, peristiwa tersebut pun disambut dengan sorak-sorai warga.
Pada saat itu peran Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya paling mencolok, ketika ia membacakan pidato heroiknya melalui siaran radio selama perang. Suara keras dan menggetarkan dari Bung Tomo berhasil mengobarkan semangat anak-anak Surabaya ketika menghadapi perlawanan pasukan Sekutu/Inggris.
Kita perlu mengenang peristiwa pada tanggal 10 November 1945 dengan diadakannya Peringatan Hari Pahlawan yang dapat mengingatkan kita akan pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh para pahlawan nasional demi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya melambangkan keberanian rakyat Indonesia melawan pasukan kolonial setelah proklamasi kemerdekaan. Perjuangan mereka menunjukkan semangat kebersamaan, keikhlasan, dan cinta tanah air yang luar biasa. Semangat ini perlu kita pelihara dan lanjutkan, terutama di era modern saat ini.
Pada zaman digital, cara kita menghargai dan merayakan Hari Pahlawan tentu berbeda dengan zaman sebelumnya. Teknologi dan media sosial memungkinkan kita untuk menghargai jasa-jasa pahlawan dengan cara yang lebih modern dan lebih cepat. Walaupun teknologi terus berkembang dengan cepat, nilai-nilai perjuangan yang terdapat dalam Hari Pahlawan tetap penting. Beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menyebarkan informasi sejarah melalui media sosial, menghargai keberagaman dan menguatkan persatuan, memanfaatkan teknologi untuk hal yang baik, berinovasi demi kemajuan bangsa, dan melestarikan kebudayaan Indonesia di dunia maya.
Hari Pahlawan adalah waktu untuk memperingati pengorbanan para pahlawan dan mengingatkan kita pada nilai-nilai perjuangan yang mereka wariskan. Walaupun interpretasi dan peringatan kita tentang hari ini mungkin berbeda dari sebelumnya, semangat untuk meraih kemerdekaan, kesatuan, dan kesejahteraan rakyat harus tetap terjaga di dalam kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H