Lihat ke Halaman Asli

A Iskandar Zulkarnain

SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Sinergi BRICS dan Kabinet Merah Putih, Mendorong Kemandirian Ekonomi Indonesia

Diperbarui: 30 Oktober 2024   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), dan Perdana Menteri India Narenda Modi (kanan) saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BRICS di Kota Kazan, Rusia, Rabu (23/10/2024).(RIA NOVOSTI/ALEXEI DANICHEV via BRICS RUSSIA 2024)

Visi Asta Cita, yang menjadi fondasi pemerintahan Prabowo-Gibran, menegaskan komitmen untuk membangun Indonesia yang lebih berdaya saing dan mandiri di kancah global. 

Salah satu prioritas dalam Visi Asta Cita ini adalah memperkuat posisi Indonesia dalam rantai ekonomi dunia melalui diplomasi dan kemitraan strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. 

Dalam konteks ini, Kabinet Merah Putih memiliki tugas penting untuk merangkul peluang global, termasuk di dalam BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan South Africa), guna mewujudkan tujuan Visi Asta Cita menuju Indonesia yang lebih tangguh dan berdaya saing.

BRICS, sebagai organisasi internasional yang beranggotakan lima negara berkembang dengan perekonomian terbesar, berfokus pada upaya mengurangi ketergantungan pada negara-negara maju, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa. Di sisi lain, Kabinet Merah Putih, sebagai representasi dari pemerintahan Indonesia, bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah percaturan ekonomi global yang semakin kompetitif. 

Sinergi antara BRICS dan Kabinet Merah Putih diharapkan dapat memperkokoh peran Indonesia dalam perekonomian global melalui diplomasi ekonomi yang berkelanjutan sesuai dengan visi nasional yang digariskan dalam Asta Cita.

BRICS: Upaya Pembentukan Kekuatan Alternatif di Kancah Global

Sejak didirikan pada 2009, BRICS telah mengalami transformasi signifikan, berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang menantang dominasi ekonomi negara-negara maju. 

Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan mekanisme ekonomi dan keuangan yang mandiri, seperti New Development Bank (NDB), yang berperan penting dalam pembiayaan proyek infrastruktur di negara-negara anggota. 

Peran ini memungkinkan negara anggota BRICS untuk mengembangkan perekonomiannya dengan lebih independen, tanpa harus bergantung pada institusi keuangan global seperti IMF dan Bank Dunia yang sering kali membawa persyaratan ketat.

Dalam konteks geopolitik, BRICS juga merupakan alat bagi negara-negara anggotanya untuk meningkatkan pengaruh di arena internasional. Melalui pertemuan tahunan dan berbagai inisiatif kolaboratif, BRICS menawarkan model kerjasama multilateral yang egaliter di tengah ketegangan ekonomi antara kekuatan besar dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline