79 tahun telah berlalu sejak Sumpah Pemuda dikumandangkan di bumi pertiwi. Sebuah momen bersejarah yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Sumpah Pemuda bukan sekadar seruan kosong, melainkan sebuah ikrar suci yang diukir dengan tinta perjuangan dan diwariskan kepada generasi penerus.
Di tengah arus globalisasi yang begitu deras, nilai-nilai luhur Sumpah Pemuda semakin relevan untuk direnungkan. Kita perlu bertanya, apakah semangat persatuan dan kesatuan yang diikrarkan para pemuda kala itu masih terjaga hingga kini? Apakah tekad untuk membangun bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur masih berkobar di dada generasi muda saat ini?
Refleksi atas Sumpah Pemuda bukan hanya tentang masa lalu, melainkan juga tentang masa depan. Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan masa perjuangan kemerdekaan. Perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan seringkali menjadi pemicu konflik dan perpecahan. Disinformasi dan hoaks yang beredar di media sosial juga mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk meneruskan api perjuangan Sumpah Pemuda. Kita harus menjadi agen perubahan yang aktif dalam membangun bangsa. Memupuk rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, dan menolak segala bentuk diskriminasi dan intoleransi.
Sumpah Pemuda bukan sekadar sejarah, melainkan sebuah inspirasi. Mari kita jadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Dengan tekad yang kuat, semangat yang membara, dan rasa persatuan yang kokoh, kita yakin bangsa Indonesia akan mampu menghadapi segala tantangan dan meraih masa depan yang gemilang.
Salam Pemuda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H