Lihat ke Halaman Asli

Gandeng Pondok Pesantren Manager Tholabie Buring, Mahasiswa KKN-T Unira Malang Hasilkan Produk Bubuk Jamu Instan

Diperbarui: 14 September 2021   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Dokumen pribadi

Mahasiswa Kuliah kerja nyata tematik (KKN-T) kelompok 6 Universitas Islam Raden Rahmat Malang fokus pada pemberdayaan masyarakat diwilayah Buring, Kecamatan kedungkandang Kota Malang, yaitu pada bidang kewirausahaan (sabtu, 21 Agustus 2021) 

Dalam pelaksanaan KKN-T, mahasiswa bekerja sama dengan pondok pesantren manager Tholabie. pesantren ini merupakan satu satunya pesantren di wilayah Buring yang berbasis Entrepreneurship, yang mana pesantren ini memiliki tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian warga sekitar.

Berawal dari melihat banyaknya hasil pertanian masyarakat, yaitu Empon-empon Seperti Jahe, kunyit, lengkuas dll yang belum dimanfaatkan dengan baik. Mahasiswa KKN-T UNIRA Malang mempunyai inovasi untuk mengolah hasil empon-empon menjadi produk bubuk jamu instan. Dalam hal ini, mahasiswa KKN-T mendapatkan respon yang positif dari pesantren Manager Tholabie untuk menjalankan program tersebut. 

Hal ini seperti yang disampaikan oleh pengurus pesantren Tholabie, ustadzah Miftah 

"sebenarnya diburing sendiri itu banyak hasil masyarakat yang bisa dikembangkan mbak, salah satunya ya pengolahan empon-empon tersebut karena kan kebanyakan masyarakat itu tidak faham kalau sebenarnya empon-empon itu dapat ditingkatkan nilai jualnya, hanya saja masyarakat masih belum mengetahui caranya. Misalkan ya  kunyit kalau dijual mentahan itu harga jualnya berkisar antara 5.000 perkilo, kalau semisal diolah menjadi bubuk jamu instan kan bisa dijual lebih mahal. Untuk itu, kita sebagai masyarakat buring  juga harus  memikirkan hal tersebut agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat".

Dalam menjalankan program ini, jenis empon-empon yang digunakan yaitu jahe dan kunyit, karena jenis empon-empon ini banyak diminati oleh kalangan masyarakat. 

Sebelumnya, empon-empon yang dihasilkan masyarakat buring banyak yang dijual dengan sistem borongan, sehingga harga jualnya terbilang murah. Hal ini Seperti yang disampaikan oleh bapak yahya  "empon-empon disini harganya murah, terus pembelinya juga jarang, makanya orang-orang disini menjualnya dengan sistem borongan" ujar beliau selaku petani penghasil empon-empon.

Dalam program pemberdayaaan masyarakat dibidang kewirausahaan ini diharapkan pesantren Manager Tholabie dapat menyalurkan dan mengajak masyarakat untuk lebih terampil dan inovatif dalam mengolah hasil Empon-empon menjadi suatu produk agar dapat meningkatkan nilai jual dari empon-empon tersebut. 

Selain itu, dimasa pandemi seperti saat ini sebenarnya peminat jamu itu sangatlah banyak, hanya saja kebanyakan masyarakat tidak mau ribet dalam hal pengolahannya. Oleh karena itu, bubuk jamu instan akan menjadi solusi bagi masyarakat untuk memudahkan dalam mengkonsumsi jamu atau empon-empon. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline