Lihat ke Halaman Asli

Aishka Vairana

Mahasiswa Universitas Airlangga

Masalah Stunting yang Kian Genting

Diperbarui: 21 Agustus 2023   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang telah kita ketahui bersama, beberapa sekolah di Indonesia saat ini tengah menggencarkan program SSK atau Sekolah Siaga Kependudukan yang peningkatannya dibuat semakin signifikan. 

Dikutip dari artikel Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biokrasi, SSK adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana, ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran. Salah satu program SSK ini adalah mengurangi masalah kependudukan berupa angka stunting di Indonesia. Mengapa demikian? Apa itu stunting, dan bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan anak-anak di Indonesia?

Berdasarkan data dari WHO menyebutkan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Jadi, dapat dikatakan bahwa penderita stunting ini cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. 

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting. Angka tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%.

Fakta menunjukkan, penyebab stunting ini tidak terluput dari masalah perekonomian masyarakat yang masih belum memadai. Sehingga, banyak orang yang terlampau sulit untuk hidup dengan memenuhi standar kebutuhan gizi. Hal ini dapat menjadi rantai kesengsaraan yang jika terus berlanjut akan menyebabkan degrasi kualitas mau pun kuantitas anak-anak di Indonesia mengingat penyakit ini akan berakibat juga pada terganggunya perkembangan otak anak serta memengaruhi produktivitas dan kreativitas penderitanya.

Mungkin saat ini stunting masih dianggap remeh oleh sebagian kalangan, tetapi dampak jangka panjang yang diderita sangat merugikan bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita harus mencegahnya dengan pemberian nutrisi yang baik, pengenalan ciri-ciri secara dini bagi penderitanya, dan memberikan penyuluhan seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia mengenai isu kesehatan ini.

Sumber Literature :

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting (KEMENKES)

https://sippn.menpan.go.id/berita/51887/dinas-pengendalian-penduduk-keluarga-berencana-pemberdayaan-perempuan-dan-perlindungan-anak/fasilitas-dan-pembinaan-teknis-sekolah-siaga-kependudukan-ssk-tingkat-kabupaten-kota#:~:text=SSK%20adalah%20sekolah%20yang%20mengintegrasikan,satu%20sumber%20belajar%20peserta%20didik. (KEMENTERIAN PANRB) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline