Lihat ke Halaman Asli

Modus Penipuan Pulsa di Kampus, Menyamar Sebagai Teman

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Modus penipuan pulsa kini kian beragam. Awalnya yang sedang marak terjadi adalah mengaku sebagai ibu, bapak, atau anak yang meminta diisikan pulsa dengan menggunakan nomor lain. Tapi, kasus yang hangat dan sedang terjadi di sekitar saya kali ini adalah meminta pulsa atas nama teman sendiri. Kejadian ini sedang hangat terjadi di UNAIR, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mungkin ada juga teman lain sedang mengalami hal yang sama, wallahu a’lam, semoga mereka yang melakukannya mendapat hidayah. Amiin.

Saya aktif dalam organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan terkenal sebagai “penjual pulsa”. Kemudian ada kakak kelas yang juga termasuk anggota organisasi meminta untuk diisikan pulsa, kebetulan saldo saya waktu itu habis. Setelah itu dia meminta nomor hp teman yang lain yang juga berjualan pulsa. Karena saya kenal dan percaya, saya beri saja nomor teman yang lain. Temanku ini juga kenal dan tau kakak kelas tersebut, dia juga percaya saja. Setelah ditelusuri ternyata kakak kelas itu tidak punya nomor tersebut, dan dia sama sekali tidak pernah melakukan sms seperti itu. Sudah habis saldo 300.000, baru ketahuan bahwa sms macam ini sedang marak terjadi. Dan kejadian ini beruntun.

Sebut saja teman saya Dewi. Setelah meminta pulsa ke Dewi, dia sms lagi ke saya bahwa saldo Dewi habis. Dia meminta nomor hp teman yang lain. Kebetulan nomor yang saya berikan tidak ada saldo juga. Alhasil si Dewi menjadi sumber “nafkah” saldo dari kakak yang mengaku Ninis ini. Dalam menggalakkan aksi ini dia menggunakan nomor 087737071894 dan 085726108849. Jika di telpon, “panggilan diahlikan”. Tapi jika di sms, smsnya terkirim. Ninis sendiri mengaku bahwa pernah ada yang datang ke BEM FEB untuk menanyakan nomor anak-anak BEM yang berjualan pulsa.

Tidak hanya terjadi di BEM, di jurusan saya pun, Ekonomi Syariah juga terjadi hal yang sama. Berawal dari meminta tolong yang ujung-ujungnya meminta dibayarkan pulsa untuk sementara waktu, tentunya dengan mengaku sebagai teman satu jurusan. Anehnya orang tersebut tahu “siapa dekat dengan siapa”. Misalkan saja Benny akrab dengan Bagus, maka orang tersebut akan mengaku Bagus jika sms ke Benny. Dan baru saja yang terjadi adalah dia menggunakan nomor lain, begini isi smsnya kepada saya, “ Ca, aku boleh minta tolong ga? (bagus)”. Ketika dia sms seperti itu teman saya yang bernama bagus ada di dekat saya, langsung saja saya hampiri. Ketika saya tanya, dia bilang tidak kenal dengan nomor itu, dan lagi-lagi kebetulan juga teman saya yang bernama Benny yang sedang ada di situ langsung berkomentar “Belakangnya 4407 bukan?” tapi sms di hp benny mengaku sebagai Andrew, teman saya yang lain. Tidak lama kemudian datang lagi teman saya yang lain ikut menimbrung, “Iya dia juga sms ke aku minta tolong”. Tidak lama kemudian, hp saya berbunyi ada sms lagi dari orang yamg mengaku bagus, begini isinya, “Ca..Bisa tolong isikan pulsa,..Ntar sore tak ganti.. Soale aku biz ksrempet motor.. jangan kuatir, pasti tak ganti..ca”. serentak teman-teman saya yang lain yang ikut membaca tertawa.

Nomor terakhir yang dia gunakan adalah 085648334407. Mau berulah apalagi dia, sudah cukup penipuan seperti itu, teman saya yang sudah kehilangan 300.000 sudah sangat bisa dijadika pelajaran bagi kami yang berjualan pulsa. Jadi bagi teman-teman yang membaca ini harap berhati-hati jika ada yang mengaku teman sendiri tapi menggunakan nomor lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline