Lihat ke Halaman Asli

Aisha IlhamFatihah

Mahasiswi UIN Walisongo Semarang

Sosialisasikan Produk Selai Alpukat sebagai Ide Kewirausahaan bagi Masyarakat

Diperbarui: 3 Maret 2022   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa kelompok 20 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram Ke-13 UIN Walisongo Semarang melakukan sosialisasi produk selai alpukat kepada masyarakat setempat pada hari Jum'at (18/02/2022) dimana bertepatan dengan kegiatan posyandu di Balai Dusun Ngasem, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan.

Produk selai alpukat merupakan kreasi dari olahan alpukat yang diusulkan oleh Mahasiswa KKN MIT DR Ke-13 Kelompok 20 agar dijadikan sebagai peluang usaha bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak sekali lahan warga yang ditanami pohon alpukat. Alpukat memang akan tumbuh dengan baik jika ditanam di dataran tinggi.

Alpukat merupakan salah satu hasil alam buah-buahan yang paling banyak di Desa Jetis. Alpukat dikenal memiliki khasiat yang baik bagi tubuh, juga kaya akan kandungan protein, serat, dan vitamin untuk menjaga kesehatan jantung. Salah satu manfaatnya adalah dapat menurunkan kolesterol dan lemak jenuh.

Selai alpukat ini pembuatannya sangat sederhana, dan tidak memerlukan banyak bahan. Bahan-bahan yang dibutuhkan hanyalah buah alpukat, susu kental manis, gula, garam, mentega, dan tepung maizena.

"Kami menggunakan bahan yang sangat sederhana agar masyarakat mudah membuatnya ketika di rumah" tutur Aisha (Divisi Kewirausahaan Kelompok 20). Tari (Divisi Kewirausahaan Kelompok 20) menambahkan ("Kami juga tidak menggunakan bahan pengawet, jadi selai tidak akan bertahan lama. Namun, penyimpanan akan bertahan lama ketika disimpan dalam kulkas, jika tidak maka hanya akan bertahan sekitar satu minggu saja" ungkapnya.

Rasa selai yang dihasilkan pun cukup manis. Namun, disisi lain juga terdapat rasa pahit pada selai. Hal ini dikarenakan ciri khas dari buah alpukat itu sendiri jika terkena uap memang akan menghasilkan rasa yang pahit. Pembuatan selai dengan cara di rebus, sehingga karena terjadi penguapan rasa selainya menjadi sedikit pahit.

Selain dari penguapan, rasa selai yang manis tergantung dari kualitas buahnya. "Kami sudah melakukan beberapa kali percobaan, dan yang ini adalah terakhir. Dari percobaan awal kami menggunakan buah yang bagus namun perebusannya terlalu lama sehingga menghasilkan rasa pahit. Kemudian, percobaan selanjutnya kami menggunakan kualitas buah yang sangat lembek (terlalu matang), itupun rasanya juga masih kurang enak. Dan setelah itu kami menggunakan kualitas buah yang bagus dan mengurangi waktu perebusannya' ucap Tari, salah satu anggota dari Divisi Kewirausahaan Kelompok 20.

Kadus Dusun Ngasem, Cahya Ningsih memberikan tanggapan yang mendukung kepada kelompok 20. "Selai alpukat ini cukup enak, untuk produk ini saya rasa cukup sukses pembuatannya. Tetapi PR yang harus dikerjakan adalah bagaimana cara untuk menghilangkan rasa pahitnya yang masih sedikit terasa itu" Tutur Cahya.

Sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok 20 KKN MIT DR Ke-13 mendapatkan beberapa masukan karena masih ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian khusus, yaitu rasa. Tujuan diadakannya sosialisasi ini adalah untuk memperkenalkan produk olahan alpukat yang bisa dikembangkan oleh masyarakat supaya bisa menjadi ide kewirausahaan. Mahasiswa KKN MIT DR Ke-13 Kelompok 20 mengharapkan semoga ide ini dapat dijadikan peluang bisnis baru bagi masyarakatnya dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline