Lihat ke Halaman Asli

Aishah Wulandari

Writing for legacy

Tengkleng Klewer Bu Edi

Diperbarui: 2 Januari 2023   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tengkleng, dok.pri

Siapa yang suka tengkleng? Tengkleng merupakan salah satu makanan khas yang wajib di coba saat berkunjung ke kota Surakarta alias Solo. Tengkleng adalah makanan berkuah sejenis sup yang bahan utamanya berasal dari kambing.

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa pada jaman dahulu, menurut tetua Solo, tengkleng daging kambing hanya bisa dinikmati oleh  kaum bangsawan dan Belanda.  Sedangkan tulang dengan sedikit daging yang menempel, kepala, dan kaki oleh para juru masak diolah pula menjadi tengkleng untuk dinikmati kaum pekerja dan tukang masak.

Salah satu tengkleng yang terkenal di Solo adalah Warung Tengkleng Bu Edi yang terletak di Pasar Klewer. Lokasinya, di sebelah Masjid Ageng Solo, tepatnya di parkiran dan berjejer dengan warung lainnya. 

Barisan warung yang menyajikan beraneka makanan seperti es campur, mi goreng, ronde, dan lain-lain. Silakan memilih yang mau dinikmati. Jangan lupa menikmati ronde dan angsle yang rasanya mampu menghangatkan tubuh, hati, dan juga pikiran saat penat setelah berjalan kaki dan berbelanja di Pasar Klewer atau Pasar Gede.

Kembali ke tengkleng. Rasa tengkleng warung Bu Edi yang segar, enak dinikmati saat siang. Pertama kali makan tengkleng ini, saya membayangkan kental dan membuat enek. Ternyata tidak, kuahnya tidak kental dan rasanya menyegarkan. Pas di lidah. Tidak heran kalau selalu ramai dan antri.

Jam bukanya pun mendekati jam makan siang, yaitu 11.30 WIB. Jika pembaca Kompasiner datang saat jam makan siang bersiaplah untuk antri. Hiruk pikuk suara pembeli akan terdengar. Namun, nikmati semua keramaian itu.

Warung Bu Edi, dok.pri

Kalau ingin menikmati tengkleng Bu Edi, siapkan dana Rp. 50.000 per porsi. Ini belum termasuk minuman.

Tengkleng Bu Edi memiliki ciri khas sajian yang menarik. Yaitu pincuk daun pisang dan kertas minyak yang diletakkan dalam mangkuk. Dengan kuah sedikit (nyemek), dimasak tanpa santan dengan dilengkapi cabe utuh, sangat menggelitik dan menggoyang lidah penikmatnya.

Baru kali ini saya menikmati tengkleng menyegarkan, karena biasanya berkuah kental dengan rasa bumbu yang kuat. Udara panas yang melingkupi disertai buliran keringat terlupakan oleh rasa lezat tengkleng. Rasa panas terkalahkan rasa lezat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline