Lihat ke Halaman Asli

Aisha Rahmawati

Mahasiswi Prodi Ekonomi Syari'ah UIN Sunan Ampel Surabaya

Zakat Online: Cara Baru BAZNAS Jatim dalam Menjangkau Generasi Y dan Z

Diperbarui: 26 Juni 2023   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

            Indonesia sudah menapaki era industry 4.0 sejak tahun 2011 hingga saat ini dengan ditandainya semuanya yang serba digital dan otomasi. Sebab pengguna internet di Indonesia pada periode tahun 2022-2023 mencapai 215 juta, berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Yang dimana prosentase terbesar/terbanyak pengguna internet jatuh pada generasi Y (milenial) dan gen Z. William dan Neil adalah pencetus istilah "generasi milenial", mereka mendefinisikan generasi milenial yang sering disebut juga generasi Y, sebagai mereka yang lahir antara tahun 1980-2000. Pertumbuhan dalam komunikasi, media, dan penggunaan serta keakraban teknologi digital adalah salah satu ciri khas generasi milenial. Menurut Lyons, pada generasi ini banyak memakai situs media sosial seperti Facebook dan Twitter, serta email, SMS, dan pesan instan. Dengan kata lain, Generasi Y atau gen milenial ini adalah kelompok orang yang lahir dan tumbuh pada masa puncak booming internet. Sementara itu, generasi Z lahir mengikuti generasi milenial yang merentang tahun 2001 hingga 2010. Generasi Z yang sering disebut sebagai "penduduk asli era digital", mereka lahir di era didital yang di mana teknologi lengkap, smartphone, konsol game, dan internet. Gen ini memiliki keterikatan erat dengan teknologi, dimana "kebutuhan" untuk mengandalkan internet untuk interaksi sosial serta pendidikan dan informasi membuat Gen Z sulit untuk berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata, meski tidak seluruhnya begitu. Dengan ini menjadi kesempatan kalau penggalangan digital dipastikan akan melejit dibanding sebelumnya jika dilihat dari rata-rata karakter dari gen Y dan Z.

            Dalam menjangkau generasi tersebut BAZNAS Jatim memiliki temuan baru yang dimana mengikuti inovasi dari BAZNAS pusat yang dimulai dari tahun 2016 yang bertempat di Jakarta, yang inovasinya yakni pengumpulan dana ZIS dengan basis digital dan juga program layanan-layanan yang berbasis online. Dari temuan baru tersebut memudahkan para calon donator dalam efisiensi berzakat, berinfak, bersodaqoh, dan terbukti dapat meningkatkan pengumpulan dana ZIS di BAZNAS pusat secara drastic dari tahun ke tahun, sampai sekarang. Dengan itu, BAZNAS Jatim juga mengikuti cara baru tersebut dalam menjangkau generasi-generasi milenial baik setelahnya, untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para calon donator/muzakki dan juga sebagai upaya optimalisasi dalam pengumpulan ZIS juga.

            Cara baru yang dilakukan BAZNAS Jatim ialah penggalangan dana-dana zakat, infak, dan shodaqoh melalui kanal digital atau online, dengan membuat media platform Jatim sendiri yakni website resmi BAZNAS Jatim, yang di sana terdapat tempat pembayaran zakat dan infak, yang pembayarannya dapat melalui media VA ataupun bank transfer (antar bank atau sesama bank), Gopay, Dana, OVO, LinkAja, dan Qris (online payment). Lalu ada media social platform (Instagram, facebook, TikTok), yang di sana BAZNAS mengkampanyekan dan mendorong iklan ajakan guna untuk mengajak para pengguna social media tersebut yang melihat postingan atau snap/cerita BAZNAS untuk menyisihkan hartanya dengan berzakat, berinfak ataupun bershodaqoh. Dengan dimulainya temuan baru tersebut, yang dimulai BAZNAS Jatim dan dioprasikan dari tahun 2021 sampai sekarang.

            Mendorong kampanye dan iklan melalui media social bisa dibilang memang sangat ampuh untuk mengajak para pengguna media social (terutama para generasi milenial dan gen z yang memang hidup dimana melek teknologi dan aktif dalam bersosial media) untuk berzakat, berinafak dan bersodaqoh dalam upaya BAZNAS Jatim menambah jumlah muzakki, dan memiliki peluang besar banyak pengguna/orang yang melihat/tertarik akan postingan iklan tersebut. Apalagi yang sekarang banyak pengguna media social TikTok dengan pengguna berbagai generasi, memudahkan BAZNAS Jatim sendiri dalam menggapai tujuannya.

            Dalam memudahkkan para calon donator (muzakki) dalam berzakat sendiri BAZNAS memiliki layanan-layanan dengan basis online yang memang sangat membantu dan berguna, yakni layanan menghitung zakat. Layanan menghitung zakat sendiri adalah layanan fasilitas yang diberikan BAZNAS dalam mempermudah mengetahui nominal zakat yang harus dikeluarkan atau ditunaikan dengan sesuai ketetapan syariah. Dengan layanan tersebut sangat membantu bagi orang yang bingung untuk berzakat yang sesuai dengan ketetapan/ketentuan syariah (untuk nominal jumlah uang/harta yang harus dibayarkan) dan praktis mengikuti gen Y dan Z Indonesia yang memang suka dengan hal yang praktisi, serba cepat, dan mudah. Selain itu juga ada fasilitas layanan untuk berkonsultasi perihal apapun yang ingin ditanyakan mengenai zakat, dapat melalui website resmi yang tertera dan juga bisa melalui komunikasi lewat chating WhatsApp.

            Sebagai upaya dalam menjangkau para generasi-generasi Y dan Z lebih luas, BAZNAS Jatim juga diupayakan harus lebih banyak dan lebih aktif di media social dalam berkampanye/iklan khususnya di twitter, serta diharapkan dapat membuat aplikasi yang mudah dioperasikan yang memang dapat digunakan user android dan iOS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline