Menjadi pemenang di gelaran akbar sekelas fakultas adalah dambaan setiap prodi kala ikut berpartisipasi.
Namun, ada satu kutukan yang menghantui bagi para pemenang piala DiesNatalise FUAH ketika kembali berpartisipasi dalam edisi selanjutnya.
Kutukan tersebut harus dirasakan oleh Tim Methafos dari prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir angkatan 21 yang pada laga sebelumn-sebelumnya telah unggul di turnamen tersebut.
Kejadian ini dimulai ketika Tim Methafos sebagai kampiun di Piala DiesNatalise 2024 harus gugur di babak awal pada Piala DiesNatalise FUAH.
Berada satu bagan dengan SPI angkatan 21, membuat Tim Methafos kebanggan prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir tak berkutik dengan nihil kemenangan.
Ketidaklolosannya ini memunculkan anggapan baru bahwa kutukan kembali berlanjut bagi tim juara bertahan.
Banyak yang beranggapan pula, bahwa Tim Methafos untuk masanya sudah habis, pasalnya banyak tim juga telah berbenah termasuk tim dari prodi SPI.
BELAJAR DARI KESALAHAN
Setelah Tim SPI menggeser juara bertahan dari point 3 gol yang dimainkan di babak pertandingan membuat Tim Methafos kebanggaan Prodi Ilmu Al-Qur'an danTafsir harus menerima kenyataan dan bisa belajar dari kesalahan.