Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN 54 UIN Gusdur Pekalongan Sosialisasikan Program "Gemati Tonggo" dalam Rangka Penanggulangan Stunting

Diperbarui: 22 Oktober 2022   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Gemati Tonggo. Photo by: Tim KKN Kelompok 82

Tegal - Mahasiswa KKN 54 kelompok 82 sosialisasikan program "Gemati Tonggo" dalam rangka penanggulangan stunting. Sosialisasi dilaksanakan di Balai Desa Karangjati, Selasa (18/10).

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah, angka stunting yang dialami oleh balita mencapai 156.549 balita. Pemerintah Jawa Tengah telah melakukan berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan stunting, salah satunya dengan menerbitkan peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 34 tahun 2019 tentang percepatan stunting di Jawa Tengah.

Angka kesenjangan stunting di Desa Karangjati Kabupaten Tegal mencapai 48 orang yang tersebar di 3 dusun yaitu Dusun Karangjati, Dusun Karangcegak, dan Dusun Banjarwaru. Hal tersebutlah yang mendorong mahasiswa KKN membentuk rangkaian program untuk mengurangi stunting di Desa Karangjati.

Salah satu rangkaian program pencegahan stunting yang disusun adalah "Gemati Tonggo". Gemati tonggo merupakan program yang berbasis gotong royong antar masyarakat. Dalam proses realisasi program, dibutuhkan kerjasama oleh seluruh masyarakat. Masyarakat bergotong royong untuk memenuhi kebutuhan salah satu warganya baik berupa sayuran ataupun bahan pokok lainnya.

"Apabila di suatu dusun terdeteksi ada yang mengalami stunting, maka tugas masyarakat adalah membantu memenuhi kebutuhan warga tersebut secara gotong royong atau bersama-sama," kata Sofyan Alisabana sebagai salah satu mahasiswa KKN ketika menjelaskan program kerja gemati tonggo.   

Menurut Wiwik selaku kader puskesmas mengatakan bahwa program gemati tonggo harus disosialisasikan kepada masyarakat umum sehingga program ini berjalan.

"Berarti program ini harus diketahui oleh semua masyarakat Desa Karangjati," ucap Wiwik saat sosialisasi berlangsung.

Program pencegahan stunting tidak hanya berhenti di program gemati tonggo. Kelompok KKN 82 menanam sayuran yang dikolaborasikan dengan kolam lele. Metode tersebut dinamakan sebagai metode aeroponik. Hasil dari penanaman sayuran dan pemeliharaan lele dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk memenuhi kebutuhan mayarakat yang terdeteksi stunting di Desa Karangjati.

"Nantinya hasil dari aeroponik ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdeteksi stunting dan masyarakat dapat membantu warga lainnya yang membutuhkan," kata Sabana.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline