Lihat ke Halaman Asli

Aisah Nurlaela

Guru bahasa Indonesia

Nostalgia Ramadhan Masa Kecil "Menabung Makanan" di Dalam Lemari Baju

Diperbarui: 2 April 2023   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Semua orang tentunya memiliki masa lalu, semua orang yang sudah dewasa tentu saja sempat mengalami masa kecil, mengenai masa kecil bahagia atau tidak, setiap orang tentu saja berbeda-beda, mengenai perasaan bahagia juga tentu saja relatif, setiap orang memiliki standar nya masing-masing untuk kata bahagia walaupun pada umumnya kebahagiaan memang identik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan terlaksananya segala keinginan dan identik dengan materi, namun sekali lagi terkadang standar bahagia orang berbeda-beda.

Wah kepanjangan rupanya mukadimah nya ya, baik di tulisan santai ini saya akan sedikit berbagi tentang nostlagia ramadhan yang pernah saya alami waktu kecil.

Hidup di tengah keluarga yang menurut saya  berkecukupan, saya sebut saja begitu, sebagai catatan, saat itu saya tinggal bersama kakek dan nenek saya di Kabupaten Garut, alasan saya tinggal sejak kecil di rumah kakek dan nenek karena saat itu ibu saya melahirkan adik saya, sementara usia saya belum genap satu tahun, sehingga hawatir Ibu saya kewalahan mengurus kami berdua dalam waktu bersamaan, 

Nenek saya pun sangat senang dan berharap mengasuh cucu supaya suasana rumah tidak sepi, mungkin itu sih alasan nya (dan mungkin banyak lagi alasan-alasan lain yang memang tak pernah saya tanyakan).

Ramadhan saat itu betul-betul pengalaman Ramadhan yang tidak akan saya lupa, terutama saat berbuka dan sahur bersama keluarga, Kakek, nenek, dan dua paman ku yang saat itu yang satu  masih duduk di bangku SMA dan yang satu sudah bekerja.

Namanya "anak bungsu" sebut saja begitu, karena saat itu saya gak tahu apa-apa, yang jelas saya lah anak bungsu satu-satu nya di rumah, padahal cerita nya lain, saat itu yang pernah saya ingat, saya berusia 7-8 tahun, ya awal-awal masuk Sekolah Dasar lah.

Namanya anak kecil, puasa merupakan sebuah perjuangan, dan ketika puasa sampai maghrib itu merupakan prestasi yang luar biasa, pujian dan hadiah-hadiah pun dari kakek, nenek, paman tak pernah surut.

Namun ada pengalaman lucu di balik itu semua, saat siang hari saya biasa mengumpulkan makanan, dan tak tanggung-tanggung, saya biasa menyimpan makanan untuk "tabungan" buka puasa itu di dalam lemari pakaian,  kalau makanan anak-anak berupa snack ringan itu mungkin biasa, namun kekonyolan yang saya lakukan saat itu yang sekarang tak habis pikir adalah makanan berupa jambu, jeruk, agar-agar, koya, dan apalah itu yang namanya makanan saya tak pandang bulu, saya masukan ke dalam lemari pakaian, maklum dulu nenek belum memiliki lemari es, hehe.

Alhasil pernah suatu saat, saya sering lupa memakan "harta karun" makanan saya itu karena memang terlalu banyak dan kekenyangan, akhirnya seperti yang pembaca bayangkan pernah ada jambu yang membusuk atau lolipop dan koya yang diserbu semut, aduh pengalaman yang tidak boleh ditiru oleh anak-anak zaman sekarang.

Itu saja mungkin kenangan masa kecil saat masih belum tahu makna puasa yang sesungguhnya, yang saya tahu saat itu adalah eksplor makanan sebanyak-banyak nya, mulai makan hasil jajan, dikasih oleh-oleh dari paman, kue hasil olahan nenek dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline