Lihat ke Halaman Asli

Aisah Nurlaela

Guru bahasa Indonesia

Terima Kasih Kami untuk Sang Maestro Seni Fotografi

Diperbarui: 2 April 2023   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terima Kasih Kami untuk sang Maestro Seni Fotografi
Layaknya anak yang ditinggal Ayahnya, begitulah kira2 gambaran yang terekam pada pagi hari Minggu 2 April 2023, terlihat beberapa siswi putri bergerombol di halaman samping gedung sekolah bercorak khas kuning oranye tersebut, tepat di depan lapang serbaguna.

Di samping sebuah truk yang sarat akan muatan barang-barang bawaan yang siap mengangkut semua peralatan dan pernak pernik sang maestro fotografer SICC ini,  Isak tangis anak - anak mewarnai suasana pagi itu, bahkan tak sedikit yang memanggil-manggil dan menghalangi kepergian nya, berharap sang maestro tidak jadi pergi. Akhirnya anak-anak hanya bisa pasrah akan takdir, lambaian tangan tanda perpisahan mengahiri pertemuan hari itu.

Ya, Ia telah pergi meninggalkan tangis dan lara di hati para anak-anak yang selama ini menyayangi sosok sang fotografer, terlebih anak anak binaan nya dalam ekstrakurikuler fotografi. Sosoknya yang ramah, santun dan sayang anak-anak, serta sabar dalam meliput dan memfoto apa pun gaya keinginan anaka-anak membuat mereka berat hati berpisah dengan nya.

Pa Armand, demikian ia biasa disapa, tepat hari ini ia meninggalkan kita semua, karena masa bakti nya telah usai, masa purnabakti ini terkadang memang meninggalkan tangis dan luka di hati para fans, siswa, dan rekan-rekan sejawat.
Tak hanya anak-anak yang merasa sedih dan kehilangan sosok yang ramah, bersahaja, dan mudah bekerja sama ini, para guru juga  merasa kehilangan dan susah melepas nya yang dirasa tiba-tiba.

Bahkan satu hari sebelum kepergiannya, tepatnya Tanggal 1 April bertepatan dengan hari ke 11 Ramadhan  para guru berinisiatif untuk memberikan cenderamata untuknya, namun apalah daya, waktu yang sempit tidak bersahabat, akhirnya hanya bingkisan alakadarnya yang bisa kami beri sebagai kenang-kenangan di momen perpisahan.

Para guru berkumpul di ruang guru putri, tak sedikit yang menitikan air mata, haru dan sedih menyelimuti dan mengiringi ucapan-ucapan terima kasih doa dan salam terahir untuknya.

Foto bersama pun dilakukan untuk terakhir kalinya, ucapan, bingkisan dan foto bersama memang  tak cukup untuk membalas semua kebaikan dan hasil jepretan karya-karya nya yang indah dalam setiap momen, namun setidaknya itulah gambaran yang mewakili hati kami semua.

 Hasil karya nya yang khas, jelas,  berhasil mengabadikan momen bahagia, suka, duka, dan khidmat mengiringi satu abad SICC dan semua warganya,  semua itu menjadi kenangan indah dan abadi untuk civitas akademik SICC
Life must go on, terima kasih sang maestro, Pa Arman, terima kasih sudah membersamai kami selama kurang lebih 10 tahun, karyamu terukir abadi di hati, santunmu menjadi teladan bagi kami, hanya doa dari kami semoga sang maestro tetap semangat berkarya untuk bangsa, sehat selalu, Istiqomah dalam beribadah dan menikmati masa purnabakti dengan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline