Lihat ke Halaman Asli

Airin Nadhira

Mahasiswa

Pesona Putri Pejuang Budaya, Rania Yamin

Diperbarui: 6 Juni 2024   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah penampilan Rania menggunakan indahnya busana tradisional. Sumber: https://www.instagram.com/raniaayamin?igsh=YW81YW0xMHE0eGg0

Kain lilit dengan kemewahan warnanya, motif jarik yang ditulis tangan, dan kebaya brokat dengan setiap polanya yang cantik. Pakaian tradisional telah berhasil menjadi salah satu keindahan yang dinaikkan kembali minat pakainya. Oleh seorang gadis bernama Rania Maheswari Yamin.

Dikenal dengan nama Rania Yamin, seorang gadis keturunan Mangkunegaraan yang merupakan cicit dari seorang pahlawan nasional, Mohammad Yamin. Rania adalah anak dari KRMH Roy Rahajasa Yamin yang merupakan cucu tertua Mangkunegaran, dimana Gusti Raden Ayu Retno Satuti adalah putri tertua dari Mangkunegara VIII yang merupakan nenek dari Rania. Hidup bersama tiga orang adik laki-laki yang bernama Rajendra Suryomahira Yamin, Radiansyah Yamin, dan Raihan Suyo Mahadi Putro Yamin. Rania tumbuh, bersekolah dan banyak melakukan kesehariannya di Jakarta layaknya seorang gadis remaja pada umumnya. Namun tidak jarang baginya untuk pulang ke kampung halamannya, yaitu Kota Solo. Selain untuk mengunjungi eyang tercinta, Rania banyak menghadiri kegiatan keraton seperti Kirab Pusaka Dalem atau Kirab 1 Suro. Rania juga sering menyambut hangat para wisatawan yang sedang mengunjungi Puro Mangkunegaran.

Di gempuran era globalisasi dimana budaya luar kerap masuk ke dalam negeri, ketertarikan masyarakat, khususnya kaum muda, terhadap budaya Indonesia terus berkurang. Rasa tertarik untuk mengeksplorasi lebih mengenai budaya pun semakin jarang terlihat. Rania, sebagai salah satu kaum muda yang memiliki darah Keraton Solo tersebut, mulai membagikan kesehariannya di Mangkunegaran melalui media sosial. Menampilkan bahwa kehidupan yang dikelilingi penuh oleh budaya merupakan hal yang indah, anggun, keren dan terhormat. Rania menunjukan kesehariannya menggunakan kain dan juga kebaya dengan beragam jenisnya. Wastra dan kebaya dipadupadankan secara serasi, bertabrak warna namun indah dan harmonis. Ia juga membuktikan bahwa pakaian tradisional bisa digunakan secara modern sesuai zaman, namun juga tetap menghargai budaya yang ada. Selain itu, Rania ingin masyarakat muda tersadar bahwa berkebaya tidak harus mahal. Seringkali Rania menampilkan keindahan kebaya hasil "thrift" yang ia beli di pasar, bahkan kebaya hasil tangan dari berbagai butik atau usaha kecil di kota Solo. 

Secara tidak langsung, Rania telah membuka jendela baru kepada masyarakat terhadap budaya Indonesia. Perannya telah memengaruhi banyak kaum muda untuk mulai mau menggunakan pakaian tradisional dan mencari tau lebih tentang budaya. Sekarang ini, Rania tengah mengambil pendidikan sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Hal ini membuat Rania semakin tahu banyak tentang budaya, dan segala sesuatu yang mendasari ibu pertiwi. Untuk semakin mendekatkan kaum muda dengan wastra dan kebaya, Rania juga merintis sebuah usaha fashion yang ia publikasikan melalui media sosial Instagram. Bisnis tersebut menawarkan berbagai konten pakaian tradisional seperti kebaya dan kain batik yang bernama Bergaya Ceria dan Kain Gembira. Berkat upaya Rania sebagai salah satu pahlawan budaya, ketertarikan kaum muda terhadap budaya mulai terlahir kembali. Banyak anak muda yang berpartisipasi dalam tagar #BerKain, yang merupakan salah satu tagar yang menjadi tempat anak muda mengekspresikan gaya mereka bersama wastra dan budaya. Rania menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam meyakinkan masyarakat, bahwa menjadi dekat dengan budaya di era modern ini bukan merupakan satu hal yang memalukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline