Di dalam tulisan Barringer 1991 di beritakan bahwa di Tahun 1991 tepatnya bulan oktober, sama beberapa hari orang Amerika nyaris terus menonton televisi, hal ini terjadi akibat adanya keterpukauan terhadap kesaksian dari senat mengenai penegasan clereance thomas sebagai hakim Mahkamah Agung.
Hal ini sebagai mana pendapat dari Anita Hill salah satu orang yang bekerja beberapa tahun adanya tuduhan telah melakukan kekerasan seksual; Thomas menangkal Mati-matian dan monolak secara mentah-mentah akan tuduhan tersebut.
Dalam kejadian ini banyak sekali masyarakat yang terpaku didepan televisi masing-masing, aktivitas mereka bukan saja menyaksikan kesaksian yang dramatik tetapi mereka juga memperhatikan gerak ekspresi wajah, dan lainnya lalu disini timbul bagaimana pemisah komunikasi verbal/nonverbal berdasarkan maknanya.........
Komunikasi nonverbal merupakan suatu proses komunikasi yang dipandang sebagai keseluruhan yang lebih besar dari pada bagiannya. marhabin (1972) mengatakan bahwa 93% dari semua makna sosial dan komunikasi tatap muka itu diperoleh dari isyarat nonverbal.
Selain itu dalam penelitian terbaru dari Knapp dan Hall (1992) dapat di ambil kesimpulan bahwa sebagian orang jauh lebih percaya pada pesan verbal serta sebagian orang lainnya lebih percaya pada pesan nonverbal. Hal ini, kita tidak mengetahui semua kondisi yang mempengaruhi cara penyampaian yang dipilih, namun bobot isyarat verbal, vokal, serta visual dapat berubah seiring perkembangan situasi.
Pada dasarnya pesan verbal dapat digantikan dengan pesan nonverbal yang mudah di tafsirkan oleh seseorang, budaya kita dilengkapi dengan sikap dan ekspresi yang setara dengan pesan verbal singkat tertentu
"Ya", "Tidak", " Hallo", "selamat tinggal" Dan sebagainya. Bila didalam sebuah pesan nonverbal menguatkan pesan verbal, makna yang dihasilkan cepat dan mudah, serta mampu meningkatkan pemahaman. Terkadang beberapa isyarat tertentu mampu menguatkan penekanan kepada satu bagian dari pesan yang di inginkan.
Salah satu alasannya adalah bahwa isyarat nonverbal mampu membuat informasi mengenai tujuan dan respon emosional kita. Jadi, banyak sekali orang yang berkecimpung dalam bisnis lebih menyukai terhadap komunikasi tahap-mula- apakah itu dengan makan siang bersama atau dalam pertemuan formal di kantor-daripada melalui surat telepon ketika memecahkan masalah atau merundingkan keputusan penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H