Lihat ke Halaman Asli

Airani Listia

TERVERIFIKASI

Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Berawal dari Salah Jurusan, Berakhir Menyukai Penelitian

Diperbarui: 10 Desember 2024   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Penelitian (Sumber: Pexels/Noelle Otto)

Jadi peneliti? Hmm, dulu sama sekali tidak terpikirkan oleh saya. Saya lulus SMA dengan jurusan IPA pada tahun 2010. Namun, pada tahun yang sama saya tidak lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Keinginan yang kuat untuk masuk universitas negeri dengan jurusan psikologi, membuat saya harus istirahat satu tahun. Mengambil bimbingan belajar khusus IPS, dan kembali mengikuti SNMPTN pada tahun 2011. Apa daya, saya masih tidak lolos SNMPTN tahun tersebut. Saya mencoba mengikuti ujian mandiri pada salah satu Universitas Negeri di Surakarta, mengambil dua opsi jurusan. Pilihan pertama yaitu Psikologi, dan pilihan kedua Pendidikan Sosiologi Antropologi.

Saya sama sekali tidak menyangka akan diterima pada jurusan kedua, yaitu Pendidikan Sosiologi Antropologi. Jujur jurusan itu sangat asing bagi saya. Tidak pernah terpikirkan oleh saya akan mempelajari pendidikan, sosiologi, dan antropologi. Apalagi saat SMA saya mengambil jurusan IPA.

Awalnya saya mengambil jurusan tersebut sebagai opsi kedua karena melihat biaya pendidikan yang lebih murah. Saya sempat berpikir, apakah saya salah ambil jurusan? Pernah bergejolak dalam diri untuk tidak melanjutkan ke tahap pendaftaran, tetapi saya sadar, itu satu kesempatan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), setelah berkali-kali gagal. Dan disitu awal perkenalan saya dengan dunia penelitian.

Penelitian Berkesan Membawa Kelulusan

Selama berkuliah, saya tidak hanya melakukan satu kali penelitian, tetapi melakukan beberapa penelitian. Penelitian mengenai kehidupan sosial, manusia, dan budaya. Saya mempelajari banyak hal dari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi. Mempelajari bagaimana cara mendidik yang benar, mempelajari tentang banyak hal mengenai manusia dan kebudayaan.

Pikiran negatif saya yang awalnya ingin mundur, berubah menyukai jurusan itu, menyukai penelitian. Utamanya, penelitian kualitatif. Saya yang tadinya tidak mengenal apa itu sosiologi, apa itu antropologi, menjadi menyukai keduanya. Saya mulai sering melakukan analisa dan memiliki kemampuan untuk berpikir kritis tentang suatu fenomena dalam kehidupan.

Ada dua penelitian yang paling berkesan bagi saya. Pertama, penelitian mengenai antropologi agama, mempelajari salah satu kepercayaan di Jawa. Kedua, penelitian skripsi yang membahas mengenai tindak kekerasan fisik yang terjadi di lingkungan sekolah. Kedua penelitian ini menjadi penelitian yang tak terlupakan.

Pada masa kuliah, saya merasakan betapa sulitnya melakukan penelitian. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan dan bagus, butuh waktu yang tidak sebentar. Berkali-kali mendatangi tempat penelitian, membaur dengan orang yang baru dikenal, bahkan harus berhati-hati dalam melakukan interaksi sosial.

Penelitian mengenai sosiologi dan antropologi lebih sensitif pada cara pandang seseorang mengenai sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sosial. Hal ini akan sangat memengaruhi seseorang dalam memandang kehidupan. Yang paling berbahaya, apabila mengenai kepercayaan. Jika tidak berhati-hati, maka dapat mengubah mindset seseorang. Oleh karena itu, saya harus berpegang teguh pada kepercayaan. Namun, tak pernah membatasi diri untuk terus belajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline