Lihat ke Halaman Asli

Airani Listia

TERVERIFIKASI

Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Fakta Mengenai Baby Blues di Indonesia, Ibu Senang Keluarga Bahagia!

Diperbarui: 14 Juli 2024   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi ibu dan bayi I sumber:pexels.com/William Fortunato

Pernahkah kamu merasa cemas atau sedih berlarut-larut setelah melahirkan? Bagaimana perasaanmu waktu itu? Apa yang membuatmu bersedih? Ingatlah, dan coba renungkan sejenak.

Kehadiran seorang anak dalam keluarga menjadi kebahagiaan yang dinanti hampir semua orang. Namun, tidak semua perempuan bisa menikmati masa awal lahirnya sang buah hati dengan sukacita.

Ada yang masih merasa seperti mimpi, tidak menyangka sekarang sudah menjadi seorang ibu. Ada yang merasa takut dan bingung karena belum memiliki pengalaman mengurus bayi. Ada pula yang justru stres dan sedih dengan kehadiran bayi. Kok bisa? Itulah yang dinamakan baby blues.

Bagaimana fakta mengenai baby blues di Indonesia? Dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi pada diri sendiri atau keluarga terdekat?

Fakta Mengenai Baby Blues di Indonesia

Pernyataan mengejutkan disampaikan oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti pada diskusi Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) sesi pertama tahun 2024 di Jakarta dalam berita Antara News (29/01/2024). Faktanya, 57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Indonesia menjadi negara dengan peringkat tertinggi risiko baby blues di Asia.

Artinya, hampir setengah masyarakat yang berstatus sebagai ibu di Indonesia pernah mengalami baby blues syndrome. Ini cukup memprihatinkan, sehingga pihak BKKBN memberikan edukasi lewat Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) untuk mengurangi kemungkinan ibu yang mengalami baby blues di Indonesia.

Baby blues syndrome menurut Halodoc (27/11/2023), merupakan kondisi mental berupa munculnya perasaan cemas dan sedih berlebihan pada perempuan pasca melahirkan. Umumnya, hanya berlangsung dua minggu. Baby blues yang terjadi lebih dari dua minggu, perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental yang lebih parah pada penderitanya.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti perubahan hormon yang terjadi pada perempuan setelah melahirkan, adaptasi menjadi seorang ibu, kelelahan, atau memiliki riwayat masalah mental. Bisa berasal dari luar atau dari dalam diri ibu itu sendiri.

Permasalahan utama di Indonesia yang menyebabkan baby blues masih banyak terjadi, yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya dukungan pada perempuan saat hamil dan pasca melahirkan. Apalagi, dengan anggapan jadi ibu itu mudah. Ini yang harus diubah!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline