Lihat ke Halaman Asli

Airani Listia

TERVERIFIKASI

Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Tips Pertolongan Pertama Ketika Anak Mengalami Luka Bakar, Jangan Panik!

Diperbarui: 28 Februari 2024   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi mengobati luka bakar anak I sumber: pexels.com/Pavel Danilyuk

Apakah pernah anakmu sebentar saja lepas dari pengawasan? Lalu, apa yang terjadi?

Ketika anak sudah lancar berjalan dan berlari, mereka akan makin aktif. Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi saat masa balita. Mereka akan banyak mengajukan pertanyaan pada orangtua atau orang di sekitarnya yang kadang kita sulit jelaskan.

Anak balita juga selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Sering penasaran untuk memegang benda atau mencoba melakukan aktivitas yang dilihatnya, seperti aktivitas orangtua di rumah. Nah, terkadang sebagai orangtua, termasuk saya sendiri, pasti pernah sedikit lepas pengawasan pada anak, walau hanya beberapa detik saja.

Apa yang terjadi? Saat anak bermain, anak bisa terjatuh, terluka, atau mengalami luka bakar. Hal ini tentu tidak diinginkan kita, tetapi anak bisa belajar lebih berhati-hati setelah terjatuh atau terluka.

Namun, orangtua juga harus mengetahui pertolongan pertama yang harus dilakukan, terutama saat anak mengalami luka bakar. Bagaimana tipsnya?

Anak tak sengaja terkena air panas

Sungguh sesuatu yang tidak diinginkan, anak pertama saya mengalami luka bakar ketika usianya hampir dua tahun. Kejadiannya sekitar dua bulan setelah pindah rumah, tepatnya bulan puasa tahun 2022. Kami saat itu memang agak sibuk, saya berniat membersihkan kamar. Suami bersama anak di ruang tengah.

Kemudian suami ke halaman belakang sebentar, dan saya bersama anak. Saya lupa apa alasannya, saya ke kamar sebentar, saat itu lah saya mendengar teriakan anak pertama saya. Saya langsung berlari menghampiri anak yang mulai menangis, melihat luka bakar anak saya di bagian dada. Anak saya sedang memegang gelas berisi air panas dari dispenser.

Luka bakar yang dialami untungnya tidak terlalu parah. Namun, tetap membuat anak saya menangis karena rasa perih dan panas yang dirasakan. Saya dan suami langsung melakukan pertolongan pertama pada anak. Saat anak tenang, luka bakar sudah diobati, kami mencoba bertanya. Ternyata anak kami mengambil air minum sendiri, ia salah menekan tombol dispenser untuk air panas.

Anak kami kaget karena memegang air panas, tidak sengaja menumpahkan air panas ke dada. Jaraknya hanya beberapa detik setelah saya masuk kamar, tetapi rasa sedih dan sesalnya masih ada sampai sekarang. Lebih dari setahun peristiwa itu, luka bakar anak memang mulai memudar, tetapi bekasnya tidak bisa hilang. Sejak itu saya tidak pernah menyalakan dispenser air panas lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline